Tips Sahur Aman bagi Penderita GERD: Hindari Makanan Pemicu Asam Lambung

Tips Sahur Aman bagi Penderita GERD: Hindari Makanan Pemicu Asam Lambung

Penderita gastroesophageal reflux disease (GERD), atau yang lebih dikenal sebagai penyakit asam lambung, perlu cermat dalam memilih menu sahur selama bulan Ramadan. Kondisi perut kosong dalam waktu yang lama saat berpuasa dapat memicu peningkatan produksi asam lambung. Oleh karena itu, pemilihan makanan yang tepat saat sahur menjadi kunci untuk mencegah kekambuhan.

Menurut Spesialis Penyakit Dalam, dr. Aru Ariadno, SpPD-KGEH, penerapan pola makan sehat sangat penting bagi penderita GERD selama bulan puasa. Beliau menyarankan untuk menghindari makanan yang dapat memicu produksi asam lambung berlebih atau mengganggu sistem pencernaan.

"Seringkali kita jumpai orang mengonsumsi makanan instan seperti mie instan saat berbuka atau sahur. Padahal, kandungan gluten yang tinggi dalam mie instan dapat memperburuk kondisi GERD. Akibatnya, keluhan sakit perut dapat muncul di tengah hari saat berpuasa," jelas dr. Aru saat dihubungi oleh tim detikcom pada Senin, 17 Februari 2025.

Berikut adalah beberapa jenis makanan dan minuman yang sebaiknya dihindari oleh penderita asam lambung saat sahur:

  • Makanan Pedas: Cabai dan bumbu pedas lainnya dapat mengiritasi lapisan kerongkongan dan memicu produksi asam lambung.
  • Makanan Asam: Buah-buahan sitrus seperti jeruk dan lemon, serta makanan yang diasamkan seperti acar, dapat meningkatkan keasaman lambung.
  • Kopi dan Minuman Berkafein: Kafein dapat melemaskan sfingter esofagus bagian bawah (LES), yaitu otot yang mencegah asam lambung naik ke kerongkongan.
  • Makanan Fermentasi: Makanan hasil fermentasi seperti ketan dan tape dapat menghasilkan gas dan meningkatkan tekanan dalam perut, sehingga memicu asam lambung naik.
  • Mie Instan: Kandungan gluten yang tinggi dan bahan tambahan lainnya dalam mie instan dapat memperlambat proses pencernaan dan memicu produksi asam lambung.
  • Nangka: Buah nangka mengandung gas yang dapat meningkatkan tekanan dalam perut dan memicu naiknya asam lambung.

Selain memperhatikan pola makan, dr. Aru juga menekankan pentingnya konsultasi dengan dokter sebelum memulai puasa. Konsultasi ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keparahan GERD yang dialami dan menentukan apakah aman untuk menjalankan ibadah puasa. Dokter dapat memberikan saran medis yang tepat, termasuk penyesuaian dosis obat atau perubahan gaya hidup yang diperlukan untuk mengontrol gejala GERD selama bulan Ramadan.

Dengan mengikuti tips ini, penderita GERD dapat menjalankan ibadah puasa dengan aman dan nyaman, tanpa khawatir akan kekambuhan asam lambung.