Aliansi Jogja Menggelar Aksi Protes, Kecam UU TNI dan Serangan Digital Terhadap Aktivis

Yogyakarta – Aliansi Jogja Memanggil kembali turun ke jalan, menggelar aksi demonstrasi di kawasan Titik Nol Kilometer, Yogyakarta, sebagai bentuk protes terhadap revisi Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI) yang dinilai kontroversial. Aksi yang didominasi massa berpakaian hitam ini juga menyuarakan kekhawatiran atas meningkatnya intimidasi dan kekerasan digital yang dialami para aktivis dan masyarakat sipil yang kritis terhadap kebijakan tersebut.

Dengan membawa berbagai poster bernada sindiran, para demonstran menyampaikan pesan penolakan terhadap UU TNI dan menuntut perlindungan dari serangan digital. Beberapa poster bertuliskan pesan-pesan provokatif yang menggambarkan kegelisahan mereka terhadap situasi yang berkembang, menyiratkan ancaman dan ketidakpastian yang mereka rasakan pasca pengesahan revisi UU TNI.

Bung Koes, juru bicara Aliansi Jogja Memanggil, menyatakan bahwa aksi ini merupakan respons atas eskalasi kekerasan digital yang menyasar para pengkritik UU TNI. Ia mengungkapkan bahwa para aktivis dan masyarakat sipil menjadi sasaran doxing, penyebaran informasi pribadi tanpa izin, disinformasi, dan intimidasi daring yang diduga dilakukan oleh oknum yang terkait dengan militer.

"Rakyat mengalami kekerasan di ruang digital dalam berbagai bentuk. Adanya doxing atau penyebaran informasi tanpa konsensual dan penyebaran informasi palsu. Foto rakyat disebar melalui media sosial dan dicetak di sebuah banner besar oleh orang-orang yang diduga anggota militer," tegas Bung Koes. Ia menambahkan bahwa foto-foto tersebut disertai narasi yang mengandung tuduhan, kekerasan, dan bahkan ancaman pembunuhan, menciptakan iklim ketakutan dan pembungkaman.

Serangan digital yang dialami massa aksi tidak hanya terbatas pada penyebaran informasi pribadi dan disinformasi. Bung Koes menjelaskan bahwa mereka juga menerima:

  • Spam notifikasi di media sosial
  • Spam chat dan panggilan dari nomor tidak dikenal di WhatsApp
  • Banyaknya akun Instagram yang diduga milik anggota militer mengikuti akun pribadi massa aksi
  • Upaya percobaan peretasan dan pembobolan akun media sosial pribadi

Aliansi Jogja Memanggil melihat aksi demonstrasi ini sebagai upaya untuk menyuarakan keprihatinan mendalam atas situasi yang semakin memburuk. Mereka menekankan bahwa tekanan digital dan intimidasi berpotensi membungkam aspirasi masyarakat yang kritis terhadap revisi UU TNI dan mengancam kebebasan berekspresi dan berpendapat di era digital. Aksi ini menjadi seruan bagi pemerintah dan pihak berwenang untuk bertindak tegas menghentikan segala bentuk kekerasan digital dan memberikan perlindungan bagi para aktivis dan masyarakat sipil yang menyampaikan kritik dan aspirasi mereka secara damai.