Antisipasi Calo, Pemudik Brebes Beralih ke Terminal Pulogebang
Arus Mudik: Pemudik Brebes Hindari Terminal Bayangan Demi Keamanan dan Harga Tiket Terjangkau
Jakarta – Menjelang Hari Raya Idul Fitri, Terminal Terpadu Pulogebang menjadi pilihan utama bagi para pemudik yang ingin menghindari praktik percaloan tiket yang kerap terjadi di terminal bayangan. Indriarti (44), seorang pemudik asal Brebes, Jawa Tengah, menjadi salah satu yang merasakan manfaat dari keputusan ini.
"Ini pertama kalinya saya mudik dari Terminal Pulogebang," ujarnya saat ditemui di terminal pada Rabu (26/3/2025). Sebelumnya, Indriarti mengaku lebih sering memanfaatkan terminal bayangan di sekitar Cakung untuk memulai perjalanannya ke kampung halaman. Namun, kekhawatiran akan keberadaan calo tiket yang memanfaatkan momen mudik untuk menaikkan harga secara tidak wajar, mendorongnya untuk beralih ke terminal resmi.
Alasan Pemudik Beralih ke Terminal Resmi
- Keamanan: Terminal resmi seperti Pulogebang menawarkan lingkungan yang lebih aman dan terawasi dibandingkan terminal bayangan yang seringkali kurang teratur dan rawan tindak kriminal.
- Harga Tiket: Dengan membeli tiket langsung di terminal atau melalui agen resmi, pemudik dapat menghindari praktik percaloan yang dapat menyebabkan harga tiket melambung tinggi, terutama saat musim mudik.
- Fasilitas: Terminal resmi biasanya dilengkapi dengan fasilitas yang lebih lengkap dan nyaman, seperti ruang tunggu, toilet, dan pusat informasi, yang dapat meningkatkan kenyamanan pemudik selama menunggu keberangkatan.
Indriarti sendiri mengaku baru bisa mudik lima hari menjelang Lebaran karena harus menjaga keponakannya. Adiknya yang bertugas sebagai tenaga medis, belum mendapatkan jadwal libur. Meskipun demikian, ia tetap bersemangat untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga di Brebes.
"Adik saya belum libur, jadi saya gantian menjaga anaknya. Makanya pulangnya mepet Lebaran," jelasnya.
Mengenai kenaikan harga tiket bus menjelang Lebaran, Indriarti mengaku tidak terlalu mempermasalahkannya. Menurutnya, kenaikan tersebut masih dalam batas wajar mengingat momen Idul Fitri yang hanya terjadi setahun sekali. "Biasanya Rp 140.000, sekarang Rp 240.000. Wajar lah karena Lebaran. Naiknya juga tidak terlalu besar," ujarnya.
Indriarti berharap perjalanannya kali ini berjalan lancar dan selamat sampai tujuan. Ia juga berharap Terminal Terpadu Pulogebang dapat terus meningkatkan pelayanan dan fasilitasnya agar semakin banyak pemudik yang merasa nyaman dan aman saat menggunakan jasa transportasi bus.
Imbauan Bagi Pemudik
Kisah Indriarti ini menjadi contoh bagi para pemudik lainnya untuk lebih berhati-hati dan memilih terminal resmi sebagai tempat keberangkatan. Dengan menghindari terminal bayangan, pemudik dapat terhindar dari praktik percaloan, mendapatkan harga tiket yang lebih terjangkau, dan merasa lebih aman selama perjalanan.
Pemerintah juga terus berupaya untuk menertibkan terminal bayangan dan meningkatkan pengawasan di terminal resmi guna memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat yang hendak mudik. Diharapkan dengan upaya ini, arus mudik tahun ini dapat berjalan lancar, aman, dan nyaman bagi seluruh pemudik.