Kutai Timur Didera Banjir Berkepanjangan, Warga Terjebak di Antara Hujan Deras dan Rob

Kutai Timur Didera Banjir Berkepanjangan, Warga Terjebak di Antara Hujan Deras dan Rob

Banjir yang telah melanda Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, selama lebih dari seminggu masih belum menunjukkan tanda-tanda surut. Kombinasi antara curah hujan tinggi dan pasang air laut telah menciptakan situasi yang sangat sulit bagi ribuan warga, terutama di Kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan.

Kondisi ini memaksa banyak warga untuk bertahan di tengah genangan air yang semakin tinggi, sementara yang lain terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Kesulitan mendapatkan akses air bersih dan makanan menjadi tantangan tersendiri bagi para pengungsi.

Kondisi Memprihatinkan Warga Terdampak

Siti Aisyah, seorang warga Kampung Tengah, Sangatta Selatan, menggambarkan situasi yang dihadapi keluarganya. "Air di dalam rumah sudah lebih dari satu meter. Kami sudah berusaha menyelamatkan barang-barang, tapi tetap khawatir jika hujan deras kembali turun," ujarnya dengan nada cemas.

Mahmud, warga Jalan Dayung, menambahkan bahwa sebagian besar warga masih memilih bertahan di rumah meskipun air terus meninggi. "Kami tidak bisa tidur nyenyak karena takut air tiba-tiba naik. Beberapa tetangga juga masih bertahan karena tidak tahu harus mengungsi ke mana," katanya.

Peringatan Dini dan Upaya Mitigasi

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kutai Timur telah mengeluarkan peringatan kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan. Kepala BPBD Kutai Timur, M Idris Syam, menjelaskan bahwa berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), curah hujan tinggi diperkirakan akan terus terjadi hingga April 2025.

"Kami mengimbau warga untuk terus memantau informasi dari pihak berwenang dan segera mengungsi jika kondisi memburuk," tegas Idris Syam. BPBD juga telah mendistribusikan lebih dari 120 perahu karet ke desa-desa hingga tingkat RT pada akhir tahun 2024 sebagai bagian dari upaya mitigasi. Selain itu, tenda darurat juga telah disiapkan untuk menampung warga terdampak.

Tantangan Logistik dan Kebutuhan Mendesak

Di tengah situasi yang serba sulit ini, warga yang mengungsi menghadapi masalah kekurangan makanan dan air bersih. Yanto, seorang pengungsi, mengungkapkan keprihatinannya. "Kami sangat membutuhkan makanan dan air bersih. Jika kondisi ini terus berlanjut, kami tidak tahu bagaimana harus menghadapinya," keluhnya.

Kondisi cuaca yang tidak menentu dengan hujan yang terus mengguyur sebagian wilayah Kutai Timur semakin memperburuk keadaan. Pemerintah daerah dan berbagai pihak terkait terus berupaya untuk memberikan bantuan dan mengatasi dampak banjir ini. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, waspada, dan mengikuti arahan dari pihak berwenang.

Antisipasi Puncak Pasang Air Laut

Selain curah hujan tinggi, pasang air laut juga menjadi faktor yang memperparah banjir di Kutai Timur. BPBD memperkirakan puncak pasang akan terjadi pada tanggal 30-31 Maret 2025, dengan ketinggian air mencapai 2,4 meter. Kondisi ini tentu akan semakin meningkatkan risiko banjir, terutama jika disertai dengan hujan deras.

Daftar Kebutuhan Mendesak:

  • Air bersih
  • Makanan siap saji
  • Obat-obatan
  • Selimut
  • Pakaian layak pakai

Pemerintah daerah dan organisasi kemanusiaan terus berupaya untuk menyalurkan bantuan kepada para korban banjir. Namun, dengan kondisi geografis yang sulit dan luasnya wilayah terdampak, tantangan logistik menjadi kendala utama.

Imbauan dan Harapan

Pemerintah Kabupaten Kutai Timur mengimbau seluruh masyarakat untuk tetap tenang dan waspada. Bagi warga yang tinggal di wilayah rawan banjir, dianjurkan untuk segera mengungsi ke tempat yang lebih aman. Pihak berwenang terus memantau perkembangan situasi dan akan memberikan informasi terbaru secara berkala.

Diharapkan, dengan kerjasama dan solidaritas dari semua pihak, dampak banjir ini dapat segera diatasi dan warga Kutai Timur dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala.