Nestle Indonesia Catat Kemajuan Signifikan dalam Pengurangan Emisi Karbon, Targetkan Net Zero 2050

Nestlé Indonesia mengumumkan pencapaian penting dalam upayanya menuju keberlanjutan lingkungan. Perusahaan ini berhasil menekan emisi karbon hingga 20,38% pada tahun 2024, dibandingkan dengan angka emisi pada tahun 2018. Keberhasilan ini merupakan buah dari strategi komprehensif yang melibatkan kolaborasi erat dengan berbagai pihak dalam rantai pasokannya.

"Pengurangan emisi yang dapat dikontrol langsung oleh Nestlé hanya sekitar 5%. Sebagian besar, yaitu 95%, berada di dalam rantai pasokan," jelas Syahrudi, Head of Sustainable Agri PT Nestlé Indonesia. Oleh karena itu, kolaborasi dengan pemasok bahan baku dan distributor menjadi kunci utama dalam mencapai target pengurangan emisi.

Beberapa inisiatif penting yang dijalankan Nestlé Indonesia antara lain:

  • Landscape Initiative: Bekerja sama dengan petani kelapa sawit untuk memastikan praktik produksi yang berkelanjutan dan bebas deforestasi.
  • RegenTa (bagian dari Nescafé Plan 2030): Program yang bertujuan untuk mendorong praktik pertanian regeneratif di kalangan 2.000 petani kopi di Lampung. Program ini membantu meningkatkan kesuburan tanah, mengurangi penggunaan pupuk kimia, serta menciptakan sumber pendapatan tambahan melalui diversifikasi tanaman (agroforestri) dan peternakan yang disesuaikan dengan kondisi lokal.

Secara global, Nestlé telah berhasil mendapatkan 21,3% bahan baku utama dari petani yang menerapkan praktik pertanian regeneratif hingga akhir tahun 2024. Angka ini melampaui target awal sebesar 20% yang ditetapkan untuk tahun 2025.

Selain fokus pada rantai pasokan, Nestlé Indonesia juga berupaya mengurangi dampak lingkungan di berbagai aspek operasionalnya. Mirna Tri Handayani, Business Executive Officer Adult Dairy Nestlé, mengungkapkan bahwa 100% susu yang digunakan berasal dari peternak lokal Indonesia. Perusahaan juga telah membangun lebih dari 8.800 kubah biogas dan 2.400 unit aplikasi slurry sebagai sumber pupuk.

Upaya lain yang dilakukan Nestlé Indonesia adalah mengurangi penggunaan plastik virgin. Secara global, perusahaan telah berhasil menurunkan penggunaan plastik virgin sebesar 21,3% sejak tahun 2018. Selain itu, Nestlé juga mendirikan TPS3R Baraya Runtah di Karawang untuk mengelola sampah rumah tangga dan mengurangi volume sampah yang dikirim ke tempat pembuangan akhir (TPA). Fasilitas ini mampu mengelola sekitar 4,8 ton sampah per hari dari 4.000 rumah tangga.

Dalam hal energi, Nestlé melaporkan bahwa 95,3% listrik yang digunakan di fasilitas manufaktur globalnya berasal dari sumber energi terbarukan. Langkah-langkah ini merupakan bagian dari komitmen Nestlé untuk mengurangi emisi sebesar 50% pada tahun 2030 dan mencapai net zero pada tahun 2050.

Dengan berbagai inisiatif yang dijalankan secara konsisten dan kolaboratif, Nestlé Indonesia menunjukkan komitmen yang kuat terhadap keberlanjutan lingkungan dan berkontribusi pada upaya global untuk mengatasi perubahan iklim.