Tim Gabungan Investigasi Kasus Pertalite Diduga Oplosan di Kendari

Tim Gabungan Investigasi Kasus Pertalite Diduga Oplosan di Kendari

Inspeksi mendadak (sidak) gabungan yang dilakukan oleh Kepolisian, TNI, dan Pertamina di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Kendari pada Rabu (5/3/2025) merespon laporan ratusan pengemudi ojek online (ojol) yang mengalami kerusakan mesin kendaraan setelah mengisi bahan bakar jenis Pertalite. Keluhan tersebut muncul setelah para pengemudi mencium bau menyengat dan mengamati warna bahan bakar yang lebih gelap dari biasanya, memicu dugaan kuat adanya pencampuran atau pengoplosan Pertalite.

Tim gabungan bergerak cepat untuk memastikan kualitas bahan bakar yang beredar. Di SPBU Jalan Saranani, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, pengawas lapangan, La Haruna, menjelaskan bahwa tim telah melakukan pengecekan densitas Pertalite pada pukul 08.00 pagi. Hasilnya, menurut Haruna, masih berada dalam kategori normal. Setelah SPBU Jalan Saranani, tim melanjutkan inspeksi ke beberapa SPBU lainnya. Sebagai bagian dari investigasi, sampel bahan bakar diambil dari beberapa SPBU untuk menjalani pengujian lebih lanjut di laboratorium yang kredibel.

Meskipun hasil pengecekan awal menunjukkan densitas Pertalite masih normal, kehawatiran masih menghantui para pengendara. Salah satu pengendara, Firdaus, mengaku tetap waspada dan memilih membeli Pertalite secara eceran karena kekhawatiran akan kerusakan mesin. Firdaus bahkan menceritakan pengalamannya membongkar tangki motornya yang menunjukkan bau seperti tinner pada sisa Pertalite di dalam tangki. Ketidakpercayaan ini menunjukan besarnya dampak psikologis dari kejadian ini terhadap konsumen. Firdaus juga mempertanyakan mekanisme pelaporan resmi serta prosedur kompensasi bagi pengendara yang mengalami kerugian akibat dugaan penggunaan Pertalite oplosan.

Kejadian ini berawal dari laporan ratusan pengemudi ojol yang mendatangi kantor Polresta Kendari pada Selasa (4/3/2025) malam. Mereka menyampaikan keluhan serupa terkait kerusakan kendaraan setelah mengisi Pertalite di beberapa SPBU, memperkuat dugaan adanya peredaran Pertalite yang tidak sesuai standar. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran meluas di kalangan masyarakat Kendari dan sekitarnya terkait keamanan dan kualitas bahan bakar yang mereka konsumsi. Langkah investigasi yang dilakukan oleh tim gabungan menjadi kunci penting untuk menuntaskan kasus ini dan memberikan rasa aman kepada masyarakat. Transparansi hasil investigasi laboratorium dan langkah-langkah pencegahan yang diambil oleh pihak terkait sangat penting untuk memulihkan kepercayaan publik.

Langkah-langkah selanjutnya yang perlu dilakukan:

  • Penyelesaian investigasi laboratorium dan publikasi hasil uji secara transparan.
  • Penegakan hukum yang tegas bagi pihak-pihak yang terbukti terlibat dalam pengoplosan bahan bakar.
  • Peningkatan pengawasan di SPBU untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.
  • Mekanisme pelaporan dan kompensasi yang jelas bagi konsumen yang dirugikan.
  • Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang cara mengenali bahan bakar yang berkualitas.

Kasus ini menyoroti pentingnya pengawasan ketat terhadap distribusi dan kualitas bahan bakar di Indonesia untuk melindungi konsumen dan menjaga keamanan berkendara.