Underpass YIA: Jalur Evakuasi Bencana Terintegrasi untuk Keselamatan Pengguna Jalan

Underpass YIA: Jalur Evakuasi Bencana Terintegrasi untuk Keselamatan Pengguna Jalan

Underpass Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, dilengkapi dengan sistem evakuasi yang dirancang khusus untuk menghadapi kondisi darurat, terutama bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami. Sistem ini memastikan keselamatan pengguna jalan yang melintasi jalur Lintas Selatan (Pansela), yang juga dikenal sebagai Jalan Daendels.

Lorong Darurat: Akses Cepat Menuju Zona Aman

Di dalam underpass, terdapat lorong-lorong darurat yang berfungsi sebagai jalur evakuasi awal. Lorong ini terhubung langsung ke permukaan melalui puluhan anak tangga. Pintu keluar lorong, yang tidak terkunci dan ditandai dengan jelas dengan tulisan "EXIT" menyala, mengarah ke area terbuka di sekitar bandara. Dari sana, masyarakat dapat melanjutkan evakuasi ke titik kumpul yang lebih aman.

General Manager PT Angkasa Pura Indonesia (API), Ruly Artha, menjelaskan bahwa terdapat delapan pintu darurat yang tersebar di sisi kanan dan kiri terowongan, empat di sisi utara dan empat di sisi timur. Pintu-pintu ini memungkinkan akses cepat ke jalur evakuasi vertikal.

Titik Evakuasi Utama: Gedung Parkir Bandara

Area bandara bukanlah titik evakuasi akhir. Masyarakat diarahkan untuk terus bergerak menuju gedung parkir bandara, yang terletak di lantai tiga. Lokasi ini berada pada ketinggian 17 meter di atas permukaan laut dan mampu menampung hingga 2.000 orang. Secara keseluruhan, bangunan bandara dapat menampung hingga 20.000 orang jika terjadi tsunami atau bencana serupa, sehingga mampu mengakomodasi masyarakat sekitar.

Desain Tahan Bencana: Standar Keamanan Tinggi

Dalam peresmian YIA pada tahun 2010, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa bandara ini dirancang untuk tahan terhadap gempa bumi hingga 8,9 magnitudo dan tsunami setinggi 12 meter. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menyediakan infrastruktur yang aman dan resilien terhadap bencana.

Peninjauan dan Kesiapan Menghadapi Mudik Lebaran

Baru-baru ini, Wakil Menteri Perhubungan RI, Suntana, dan Penjabat Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, melakukan peninjauan terhadap jalur evakuasi di underpass YIA. Peninjauan ini bertujuan untuk memastikan kesiapan infrastruktur dalam menghadapi potensi bencana, terutama menjelang musim mudik Lebaran. Hasil peninjauan menunjukkan bahwa underpass aman dilintasi dan memiliki sistem evakuasi yang memadai.

Mitigasi Bencana: Kesadaran dan Kesiapsiagaan Masyarakat

Kepala BMKG DIY, Warjono, menekankan pentingnya upaya mitigasi bencana yang komprehensif. Upaya ini mencakup pemasangan rambu evakuasi yang jelas, penyediaan jalur evakuasi yang mudah diakses, dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang langkah-langkah yang harus diambil saat terjadi bencana. Konsep "Triple 20" menjadi panduan penting dalam kesiapsiagaan menghadapi gempa bumi.

Konsep "Triple 20"

  • 20 Detik: Merasakan guncangan gempa.
  • 20 Menit: Melakukan evakuasi menuju tempat yang lebih tinggi.
  • 20 Meter: Mencari ketinggian minimal 20 meter di atas permukaan laut.

Warjono menambahkan bahwa gempa yang terasa selama 20 detik merupakan indikasi gempa besar. Masyarakat harus segera mencari lokasi evakuasi tertinggi yang tersedia, seperti gedung parkir bandara, hotel, atau kantor AirNav yang berada di sekitar pantai. Dengan kesiapsiagaan dan pemahaman yang baik, risiko dan dampak bencana dapat diminimalkan.

Dengan adanya sistem evakuasi yang terintegrasi dan desain bangunan yang tahan bencana, Underpass YIA menjadi contoh bagaimana infrastruktur publik dapat dirancang untuk melindungi masyarakat dari ancaman bencana alam.