Stok Beras Nasional Sentuh Rekor Tertinggi dalam Lima Tahun Terakhir, Bulog Optimis Penuhi Target Pengadaan

Stok Beras Bulog Lampaui 2 Juta Ton, Terbesar Sejak 2020

Jakarta - Perum Bulog mencatatkan performa gemilang dalam pengelolaan stok beras nasional. Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengumumkan bahwa per tanggal 21 Maret 2025, stok beras yang dikelola oleh Bulog mencapai 2,16 juta ton. Angka ini merupakan yang tertinggi dalam kurun waktu lima tahun terakhir, menandakan ketahanan pangan yang semakin kuat di Indonesia.

Sekretaris Utama Bapanas, Sarwo Edhy, menjelaskan bahwa stok tersebut merupakan akumulasi dari sisa stok tahun sebelumnya (carry over 2024) dan pengadaan dalam negeri yang telah dilakukan pada awal tahun 2025. Secara rinci, dari total 2,16 juta ton, sebanyak 2.110.626 ton merupakan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang diperuntukkan bagi stabilisasi harga dan penanggulangan bencana, sedangkan 50.515 ton merupakan stok komersial.

"Perum Bulog saat ini memiliki stok beras sebanyak 2,16 juta ton yang tersebar di seluruh gudang di Indonesia. Stok tersebut merupakan carry over tahun 2024 dan sebagian pengadaan dalam negeri tahun 2025 serta merupakan stok terbesar dalam lima tahun terakhir," kata Sarwo dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR, Jakarta, Senin (24/3/2025).

Serapan Gabah Petani Digenjot di Tengah Panen Raya

Meskipun stok beras tergolong aman, Bulog terus berupaya meningkatkan serapan gabah dari petani lokal. Hingga 21 Maret 2025, realisasi serapan gabah baru mencapai 534 ribu ton setara beras, atau sekitar 17,82% dari target 3 juta ton. Sarwo Edhy berharap momentum panen raya pada Maret-April 2025 dapat mendongkrak angka serapan tersebut.

"Realisasi serap gabah beras dari petani yang dilakukan oleh Perum Bulog per tanggal 21 Maret 2025 telah terserap sebanyak 471 ribu ton. Kami berharap dengan periode panen raya Maret dan April ini, Bulog mampu meningkatkan jumlah serapan guna menambah cadangan beras pemerintah serta semakin meningkatkan kesejahteraan petani," jelasnya.

Wakil Direktur Utama Perum Bulog, Marga Taufiq, menambahkan bahwa per 23 Maret 2025, stok beras di Bulog bahkan mencapai 2.234.000 ton. Jumlah tersebut terdiri dari 2.198.309 ton beras medium untuk Public Services Obligation (PSO) dan 35.986 ton beras premium. Stok ini tersebar di 477 kompleks pergudangan Bulog di seluruh Indonesia.

"Stok tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan 477 kompleks pergudangan di seluruh Indonesia selain komoditas penugasan beras," kata Marga.

Untuk realisasi pengadaan setara beras dalam negeri, Marga menerangkan Perum Bulog per tanggal 23 Maret 2025 telah mencapai 544.995 ton dari target 3 juta ton beras. Realisasi tersebut terdiri dari gabah kering panen (GKP) sebesar 572.686 ton dan beras 239.295 ton. Realisasi penyerapan ini terus meningkat seiring dengan pengadaan yang secara masif dilakukan oleh Perum Bulog di seluruh wilayah Indonesia.

"Sebagai perbandingan penyerapan gabah dan beras atau setara beras di 8 tahun terakhir membuktikan bahwa Perum Bulog serius mengambil bagian dalam mewujudkan suas mendapangan khususnya pada komoditi beras untuk pengadaan gabah jumlah tersebut merupakan terbesar sepanjang sejarah pengadaan gabah di Bulog," terangnya.

Strategi Bulog dalam Meningkatkan Penyerapan Gabah Petani

Bulog telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mengoptimalkan penyerapan gabah dari petani, antara lain:

  • Sinergi dengan Mitra: Bekerjasama dengan petani, kelompok tani (poktan), gabungan kelompok tani (gapoktan), mitra makloon, dan asosiasi untuk pengadaan gabah/beras.
  • Tim Jemput Gabah: Menerjunkan tim ke lapangan untuk menjemput gabah langsung dari petani, bekerjasama dengan tim liaison officer (LO) yang dibentuk Bulog.
  • Keterlibatan TNI-Polri dan Pemda: Melibatkan jajaran TNI-Polri dan pemerintah daerah dalam pelaksanaan serap gabah petani.
  • Pembentukan Posko Pengadaan: Membentuk posko pengadaan di Kantor Wilayah (Kanwil) dan Kantor Cabang (Kancab) Bulog untuk mempermudah koordinasi dengan petani.
  • Monitoring Harian: Melakukan monitoring harian untuk memudahkan kontrol dan akselerasi penyerapan gabah dan beras dalam negeri di posko terpusat.

Dengan strategi ini, Bulog optimis dapat mencapai target serapan gabah dan menjaga stabilitas pasokan beras nasional, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani. Bulog juga menyadari keterbatasan fasilitas pengering (dryer) dan terus menjalin kerjasama dengan mitra penggilingan yang memiliki fasilitas tersebut.