Ekspor Telur ke AS: Bapanas Tekankan Prioritas Pemenuhan Kebutuhan Domestik dan Program Makan Bergizi Gratis
Bapanas Beri Catatan Soal Wacana Ekspor Telur ke AS
Wacana ekspor telur ayam ke Amerika Serikat (AS) yang diutarakan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendapat tanggapan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas). Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menekankan pentingnya perhitungan matang sebelum mengambil keputusan terkait ekspor telur, mengingat komoditas ini memiliki karakteristik sensitif dan strategis.
Prioritaskan Kebutuhan Dalam Negeri
Arief Prasetyo Adi menegaskan bahwa prioritas utama adalah pemenuhan kebutuhan telur di dalam negeri. Ia menjelaskan bahwa jika produksi telur mencukupi dan stok cadangan pangan pemerintah terpenuhi, maka kelebihan produksi dapat dipertimbangkan untuk diekspor.
"Kalau sufficient kemudian kebutuhan semua sudah, di stok sebagai cadangan, harus ada teknologinya karena telur itu kan sensitif. Kalau mau ekspor ya harus dikalkulasi. Tapi kalau itu harus terjadi, bagus," ujar Arief di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat.
Program Makan Bergizi Gratis Jadi Pertimbangan Utama
Lebih lanjut, Arief mengingatkan akan adanya Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang akan membutuhkan pasokan telur yang signifikan. Dengan target 82,9 juta penerima manfaat, program MBG diprediksi akan menyerap seluruh produksi telur dalam negeri.
"Jangan lupa ya, ini kan ada makan bergizi gratis itu kan nanti akan 5 ribu outlet. Satu SPPG itu kan cover 3 ribu, berarti kan 15 juta. Nanti kalau sampai 82 juta penerima, 82,9 juta itu kan berarti habis semua terserap tuh. Jadi harus hati-hati dalam memutuskan ekspor, pokoknya penuhi dalam negerinya dulu," jelasnya.
Data Stok dan Produksi Telur Nasional
Berdasarkan data Bapanas, stok telur ayam ras pada awal Januari 2025 mencapai 29.318 ton, dengan perkiraan produksi sepanjang tahun 2025 mencapai 6.479.086 ton. Sementara itu, stok daging ayam ras pada awal tahun 2025 tercatat sebesar 83.316 ton, dengan perkiraan produksi sepanjang tahun mencapai 4.200.610 ton.
Peluang Ekspor Versus Pemenuhan Kebutuhan Domestik
Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman membuka peluang ekspor telur ayam ke AS sebagai respons terhadap krisis telur yang terjadi di negara tersebut. Wakil Menteri Pertanian Sudaryono bahkan menyatakan kesiapan Indonesia untuk mengekspor 1,6 juta butir telur ke AS setiap bulan.
Namun, Bapanas menekankan bahwa peluang ekspor ini harus diperhitungkan dengan cermat, dengan memprioritaskan pemenuhan kebutuhan dalam negeri, terutama untuk mendukung keberhasilan Program Makan Bergizi Gratis. Keputusan ekspor baru akan diambil jika produksi telur nasional benar-benar surplus setelah kebutuhan domestik terpenuhi.
Poin Penting:
- Bapanas mengingatkan perlunya perhitungan matang terkait wacana ekspor telur ke AS.
- Prioritas utama adalah pemenuhan kebutuhan telur dalam negeri.
- Program Makan Bergizi Gratis (MBG) akan menyerap sebagian besar produksi telur nasional.
- Data stok dan produksi telur ayam ras menunjukkan potensi surplus, namun perlu dikelola dengan hati-hati.
- Keputusan ekspor akan diambil setelah kebutuhan domestik terpenuhi.