Kesiapan Pangan Nasional Terjamin Jelang Lebaran 2025: Pemerintah Optimis Stabilkan Harga dan Pasokan
Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah atau Lebaran 2025, pemerintah Republik Indonesia menunjukkan komitmen kuat untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pangan pokok di seluruh wilayah nusantara. Berbagai upaya strategis telah dilakukan untuk memastikan masyarakat dapat merayakan hari besar keagamaan ini dengan tenang, tanpa dihantui kekhawatiran akan lonjakan harga atau kelangkaan bahan pangan.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, dalam kunjungannya ke Bazar Pangan Murah di Universitas Indonesia, Depok, menegaskan bahwa pemerintah terus berupaya menstabilkan harga sejumlah komoditas yang sempat mengalami kenaikan, seperti cabai. "Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dengan lonjakan harga menjelang Lebaran," ujarnya, Sabtu (22/3/2025).
Sebelumnya, saat meninjau operasi pasar di PT Pos Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Mentan Amran juga memberikan peringatan keras kepada para spekulan yang mencoba memanfaatkan situasi dengan memainkan harga atau mengurangi pasokan demi keuntungan pribadi. Beliau menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan pelaku usaha untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan.
Stok Beras Nasional Aman
Salah satu indikator utama kesiapan pangan nasional adalah ketersediaan beras. Mentan Amran mengungkapkan bahwa stok beras nasional saat ini mencapai 2,2 juta ton di gudang Perum Bulog. Jumlah ini merupakan yang tertinggi dalam kurun waktu tujuh hingga delapan tahun terakhir.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi juga mengonfirmasi data tersebut, menyebutkan bahwa stok beras di Bulog mencapai 2,1 juta ton. Bapanas sebelumnya mencatat bahwa stok beras awal tahun 2025 cukup kuat, yaitu 8,1 juta ton.
"Kami yakin tidak ada gejolak yang berarti terhadap komoditas beras," tegas Arief di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Senin (17/2/2025).
Pasokan Komoditas Lain Terjaga
Selain beras, pemerintah juga memberikan perhatian khusus pada ketersediaan komoditas pangan lainnya, seperti bawang merah, bawang putih, daging ayam, dan telur. Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto memastikan bahwa stok komoditas-komoditas tersebut dalam kondisi aman.
"Artinya stoknya aman, daya beli masih kuat. Jadi ekonomi kita sedang baik kalau melihat indikator pasar," ujar Bima saat meninjau harga pangan di Pasar Kosambi, Bandung, Sabtu (22/3/2025).
Pasokan MinyaKita juga dipastikan tersedia di pasaran. Pemerintah telah menambah pasokan minyak goreng hingga dua kali lipat selama bulan Ramadhan hingga Lebaran. Selain itu, pemerintah juga menggulirkan program Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) untuk menekan harga bawang yang sempat melonjak. Melalui program ini, 1 ton bawang merah dan bawang putih didistribusikan ke pasar dengan harga yang lebih terjangkau.
Impor Daging untuk Menutupi Kekurangan
Dalam rapat koordinasi pada 5 Februari 2025, pemerintah membahas stok daging sapi dan kerbau yang masih defisit dibandingkan kebutuhan nasional. Untuk menutupi kekurangan tersebut, pemerintah memutuskan untuk mengimpor 100.000 ton daging kerbau dan 180.000 ton daging sapi menjelang Lebaran.
"Proses impor membutuhkan waktu sekitar satu bulan, sehingga kita bahas sejak awal Februari agar cadangan pangan pemerintah (CPP) tetap terjaga," jelas Arief.
Stok Gula dan Kedelai Cukup
Ketersediaan gula dan kedelai juga menjadi perhatian pemerintah. Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikoen memastikan bahwa stok gula nasional cukup hingga Lebaran. Sementara itu, stok kedelai diperkirakan mencapai 400.000 ton pada akhir Februari.
Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, pemerintah optimis dapat menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan menjelang Lebaran 2025. Masyarakat diharapkan dapat merayakan hari raya dengan tenang dan khidmat, tanpa terbebani masalah pangan.