Danareksa Pacu Investasi di KITB Usai Peresmian KEK Industropolis Batang oleh Presiden Prabowo

KEK Industropolis Batang Diresmikan: Danareksa Genjot Investasi, Fokus Kolaborasi Indonesia-Tiongkok

Peresmian Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang oleh Presiden Prabowo Subianto menjadi momentum penting bagi pengembangan industri di Indonesia. PT Danareksa (Persero), sebagai Holding BUMN, menyambut baik penetapan ini dan siap mengakselerasi investasi di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB). Fokus utama investasi ini adalah implementasi program Two Countries Twin Park (TCTP) yang akan menjadikan KITB sebagai pusat kolaborasi strategis antara Indonesia dan Tiongkok.

Investasi Strategis dan Dampak Ekonomi

Direktur Utama Holding BUMN Danareksa, Yadi Jaya Ruchandi, menekankan bahwa penetapan KEK Industropolis Batang akan memperkuat ekonomi nasional melalui:

  • Pengembangan industri berkelanjutan
  • Peningkatan investasi
  • Penciptaan lapangan kerja
  • Percepatan hilirisasi industri

Implementasi TCTP membuka peluang besar bagi industri lokal untuk berpartisipasi dalam ekosistem industri yang lebih luas dan terintegrasi. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing industri nasional di pasar global.

Kolaborasi dengan China State Construction Engineering Corporation (CSCEC)

Program TCTP secara resmi dimulai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara KITB dan China State Construction Engineering Corporation (CSCEC). Kerja sama ini meliputi beberapa aspek penting:

  • Perencanaan dan pengembangan lahan industri seluas 500 hektare dengan akses logistik terintegrasi melalui pelabuhan laut dan pelabuhan kering.
  • Kerja sama pemasaran bersama untuk menarik penyewa (tenant) dan membangun ekosistem rantai pasok (supply chain) yang solid.
  • Kerja sama investasi, di mana KITB menyediakan lahan dan infrastruktur dasar, sementara CSCEC membawa infrastruktur canggih dan menarik investor.

Yadi Jaya Ruchandi optimis bahwa kerja sama dengan CSCEC dapat diperluas ke kawasan industri Holding BUMN Danareksa lainnya, seperti Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW). Hal ini diharapkan dapat meningkatkan arus investasi global ke Indonesia dan mendorong pertumbuhan ekonomi serta memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar kawasan industri.

Proyeksi Investasi dan Penyerapan Tenaga Kerja

KEK Industropolis Batang diproyeksikan akan menarik investasi sebesar Rp 133,8 triliun dalam sepuluh tahun ke depan. Investasi ini tidak hanya akan menarik perusahaan multinasional, tetapi juga akan mengakselerasi penyerapan lebih dari 240 ribu tenaga kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Selain itu, kawasan ini berpotensi meningkatkan ekspor hingga US$ 23,98 juta, memperluas akses pasar global, dan mempercepat transfer teknologi dan inovasi.

KITB Sebagai Magnet Investasi

Direktur Utama KITB, Ngurah Wirawan, menyatakan bahwa penetapan KITB sebagai KEK Industropolis Batang dan investasi oleh CSCEC membuktikan tingginya kepercayaan investor global terhadap potensi kawasan ini. Pemerintah berharap percepatan pembangunan KITB akan menarik lebih banyak investasi asing dan domestik.

Dukungan Pemerintah dan Target Investasi

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa kerja sama TCTP telah dibahas sejak dua tahun lalu dan baru dapat direalisasikan setelah KITB ditetapkan sebagai KEK. Program TCTP akan diimplementasikan di tiga kawasan industri, yaitu KITB, KIW, dan Bintan. Pemerintah menargetkan kehadiran 20 perusahaan Tiongkok di KITB, dengan harapan kawasan ini menjadi "Shenzhen-nya Indonesia".

Kerja sama TCTP diharapkan dapat menarik investasi minimal Rp 60 triliun dalam lima tahun ke depan. Jika program ini berjalan sukses di ketiga kawasan industri, nilai investasi yang masuk akan semakin besar dan menjadi momentum penting dalam kerja sama politik dan ekonomi antara Indonesia dan Tiongkok.