Misteri Evolusi: Mengapa Beberapa Burung Melepaskan Kemampuan Terbang?

Misteri Evolusi: Mengapa Beberapa Burung Melepaskan Kemampuan Terbang?

Burung, identik dengan kebebasan di angkasa, namun paradoksnya, sebagian kecil dari mereka memilih jalan darat atau air. Dari ribuan spesies burung di dunia, sekitar 60 spesies telah melepaskan kemampuan terbang, sebuah keputusan evolusioner yang menarik perhatian para ilmuwan.

Energi: Harga Sebuah Penerbangan

Terbang memang menawarkan keuntungan signifikan: melarikan diri dari predator, mencari makan di wilayah luas, dan bermigrasi melintasi benua. Namun, harga yang harus dibayar sangat mahal. Burung membakar energi dalam jumlah besar saat terbang, sekitar 75% lebih banyak dibandingkan mamalia dengan ukuran yang sama. Natalie Wright, seorang profesor biologi, menjelaskan bahwa jika terbang tidak lagi menjadi kebutuhan vital, burung dapat mengalihkan investasi energi tersebut ke fungsi lain yang lebih menguntungkan untuk kelangsungan hidup dan reproduksi.

Pulau Surga: Ketika Ancaman Menghilang

Studi menunjukkan bahwa burung yang hidup di pulau-pulau terpencil, yang minim predator alami, cenderung mengalami evolusi menuju ketidakmampuan terbang. Dalam lingkungan yang aman dan stabil, kebutuhan untuk terbang berkurang drastis. Biaya energi untuk terbang menjadi lebih besar daripada manfaatnya. Evolusi ini kemudian mengarah pada perubahan fisik yang signifikan. Otot dada yang berperan dalam terbang menyusut, tulang dada (sternum) dengan lunas yang menjadi tempat perlekatan otot terbang juga mengecil. Tulang sayap seperti humerus, ulna, dan carpometacarpus menjadi lebih pendek dan kurang kuat. Sebaliknya, kaki mereka menjadi lebih panjang dan kuat, adaptasi untuk gaya hidup terestrial.

Adaptasi Lain: Berenang Lebih Baik

Beberapa burung, seperti penguin, memilih untuk menukar kemampuan terbang dengan kemampuan berenang yang unggul. Penguin mempertahankan otot terbang dan lunas mereka, tetapi menggunakannya untuk mendorong diri mereka di bawah air. Mereka pada dasarnya "terbang" di dalam air. Selain itu, burung yang tidak bisa terbang dalam jangka waktu lama kehilangan bulu terbang yang panjang dan kaku, yang penting untuk aerodinamika. Pada beberapa spesies, seperti kiwi dan Inaccessible Island Rail, bulu tubuh kehilangan barbula, struktur kecil seperti kait yang menjaga bulu tetap rapi dan aerodinamis, sehingga bulu mereka tampak lebih halus dan menyerupai rambut.

Jejak yang Memudar: Ancaman Kepunahan

Fosil mengungkapkan bahwa burung yang tidak bisa terbang jauh lebih umum dan beragam di masa lalu. Namun, kedatangan manusia dan hewan introduksi seperti tikus dan anjing telah membuat mereka sangat rentan terhadap pemangsa. Hilangnya kemampuan terbang adalah proses evolusi yang memakan waktu lama, dan tidak ada waktu bagi mereka untuk mengembangkan kembali kemampuan ini setelah mereka mengorbankannya.

Ferran Sayol menambahkan bahwa hilangnya kemampuan terbang terjadi setidaknya 150 kali pada kelompok burung yang berbeda sepanjang sejarah evolusi. Banyak dari spesies ini berkembang biak di pulau-pulau tanpa predator, tetapi menghilang tak lama setelah manusia datang.

Perubahan Fisik yang Terjadi:

  • Otot terbang dada menyusut.
  • Tulang dada (sternum) dengan lunas mengecil.
  • Tulang sayap (humerus, ulna, carpometacarpus) memendek dan kurang kuat.
  • Kaki tumbuh lebih panjang dan kuat.

Ketidakmampuan terbang pada burung adalah contoh menarik tentang bagaimana seleksi alam bekerja. Ketika lingkungan berubah, hewan harus beradaptasi untuk bertahan hidup. Dalam beberapa kasus, adaptasi terbaik adalah melepaskan kemampuan yang dulunya penting.