Ekaristi Ditiadakan di Purbalingga, Rekor MURI Buka Bersama Mendoan Picu Penutupan Jalan
Penyesuaian Ibadah Umat Katolik di Purbalingga Imbas Penutupan Jalan untuk Rekor MURI
Purbalingga, Jawa Tengah - Jemaat Gereja Katolik Santo Agustinus Purbalingga terpaksa meniadakan ibadah Ekaristi pada Sabtu, 22 Maret 2025. Keputusan berat ini diambil menyusul adanya surat edaran dari Sekretaris Daerah Kabupaten Purbalingga yang meminta penyesuaian jadwal ibadah di tiga gereja yang berlokasi di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman.
Permintaan penyesuaian ini terkait dengan penutupan jalan yang dilakukan untuk mendukung upaya pemecahan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dalam acara buka bersama (bukber) dengan menu utama tempe mendoan. Acara yang bertajuk "Big Iftar 2025" ini menargetkan partisipasi 14.460 orang.
Pastor FX Handy Kristian Adi Putra menjelaskan bahwa penutupan akses jalan menjadi alasan utama peniadaan Ekaristi. "Karena satu-satunya akses menuju gereja ditutup, hasil diskusi dengan dewan jemaat memutuskan untuk meniadakan perayaan Ekaristi pada Sabtu sore," ujarnya.
Lebih lanjut, Romo Handy menjelaskan bahwa perubahan jadwal Ekaristi bukan merupakan opsi yang viable. Memajukan jadwal akan berbenturan dengan aktivitas rutin jemaat, sementara menundanya hingga malam hari akan menyulitkan jemaat lansia.
Sebagai kompensasi, ibadah Ekaristi di Gereja Santo Agustinus pada pekan tersebut hanya akan diadakan satu kali, yaitu pada Minggu, 23 Maret 2025 pukul 07.00 WIB.
Harapan akan Toleransi dan Kebersamaan
Romo Handy menyampaikan harapan agar kepemimpinan daerah yang baru dapat meningkatkan toleransi dan kerukunan antar umat beragama. "Bagi kami, membangun kerukunan adalah tujuan suci. Pemerintah sebagai pelayan masyarakat harus mengedepankan kepentingan masyarakat secara utuh tanpa membeda-bedakan latar belakang apapun," tegasnya.
Rekor MURI Tempe Mendoan di Purbalingga
Sementara itu, acara "Big Iftar 2025" berhasil mencatatkan nama Kabupaten Purbalingga dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai acara buka puasa bersama dengan tempe mendoan terbanyak, dengan melibatkan 14.460 peserta. Acara ini diselenggarakan di Alun-alun hingga ruas Jalan Jenderal Sudirman Purbalingga.
Ribuan peserta duduk lesehan sepanjang satu kilometer untuk menikmati hidangan tempe mendoan. Selain itu, panitia juga menyediakan nasi tumpeng di atas tampah anyaman bambu, lengkap dengan lauk dan sayur pelengkap.
Bupati Purbalingga, Fahmi Muhammad Hanif, menyampaikan apresiasi atas dukungan berbagai pihak, termasuk Kodim 0702 Purbalingga, pemerintah daerah, dan para sponsor. "Kegiatan ini membuktikan bahwa dengan semangat gotong royong, kita bisa mencatatkan sejarah. Terima kasih kepada masyarakat Purbalingga yang begitu antusias mendukung Big Iftar 2025. Semoga momen ini mempererat tali persaudaraan kita," ujarnya.
Acara "Big Iftar 2025" diakhiri dengan shalat Magrib berjamaah dan doa bersama, dengan harapan agar Purbalingga semakin dikenal sebagai kota yang kaya budaya dan menjunjung tinggi nilai kebersamaan.
Poin-poin Penting:
- Penutupan Jalan Jenderal Sudirman Purbalingga
- Peniadaan Ekaristi di Gereja Santo Agustinus
- Pemecahan Rekor MURI Buka Bersama Tempe Mendoan
- Harapan akan Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama
- Apresiasi atas Dukungan dan Partisipasi Masyarakat