Tragedi Umrah: Keluarga Asal Semarang Jadi Korban Meninggal dalam Kecelakaan Bus di Tanah Suci
Tragedi pilu menimpa sebuah keluarga asal Semarang dalam kecelakaan bus yang membawa rombongan umrah di Arab Saudi. Empat dari enam Warga Negara Indonesia (WNI) yang tewas dalam insiden tersebut adalah satu keluarga yang terdiri dari pasangan suami istri dan dua putri mereka. Suasana duka mendalam menyelimuti kediaman keluarga di Vila Pinus, Pudak Payung, Banyumanik, Kota Semarang.
Identitas Korban
Keluarga yang menjadi korban adalah:
- M. Dawam Mahmud (49), suami
- Sumarsih (45), istri
- Areline Nawallya Adam (22), putri pertama
- Audrya Malika Adam (16), putri kedua
Suasana Duka di Rumah Korban
Pantauan di rumah duka menunjukkan karangan bunga berjejer di depan gang menuju rumah korban. Para pelayat terus berdatangan untuk menyampaikan belasungkawa. Kerabat dan perangkat RT setempat turut menyambut para pelayat, mengingat tidak ada lagi anggota keluarga yang berada di rumah tersebut.
Indah (45), kakak kandung Dawam, terlihat sangat berduka dan berlinang air mata saat menerima kedatangan pelayat. Suaminya, Erma Rudita (58), berusaha menenangkan Indah. Kedekatan keluarga korban dengan keluarga Erma membuat rasa kehilangan semakin mendalam.
"Kami sangat akrab karena istri saya hanya memiliki satu saudara perempuan. Keponakan-keponakan saya sangat dekat dengan anak saya. Mereka berkumpul di rumah untuk berpamitan sebelum berangkat pada Senin (17/3). Saya sendiri sedang berada di Jakarta," ujar Erma saat ditemui di rumah duka pada Sabtu (22/3/2025).
Erma mengungkapkan bahwa keluarga tidak menyangka akan menerima kabar duka tersebut. Awalnya, mereka tidak percaya dengan berita yang beredar. Informasi resmi diterima dari Kementerian Luar Negeri melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
Kenangan Terakhir
Kabar mengenai kecelakaan itu diterima Erma pada Jumat (21/3) dini hari sekitar pukul 02.30 WIB. Sebelum berangkat umrah, keluarga Dawam sempat berpamitan ke rumah Erma. Tidak ada firasat buruk yang dirasakan, namun ada satu momen yang sangat berkesan. Audrya, putri bungsu Dawam, tiba-tiba menunjukkan hasil lukisannya dari sekolah dan meminta Erma untuk menyimpannya.
"Tidak ada firasat apapun. Tapi Audrya, yang dijemput dari Insan Cendekia Tangerang, pulang membawa hasil karya lukisnya yang mendapat prestasi di sekolah. Dia berkata, 'Pakde, lukisan saya bagus kan?'. Dia meminta saya menyimpannya, padahal ibunya ada di situ. Itu adalah momen terakhir yang sangat berkesan," kenang Erma.
Komunikasi terakhir dengan Dawam dilakukan oleh rekannya melalui pesan singkat yang membahas pertandingan sepak bola antara Timnas Indonesia melawan Australia pada Kamis sore. Setelah itu, tidak ada lagi komunikasi.
"Temannya bertanya tentang skor pertandingan bola, 5-1. Itu sekitar pukul 17.00 WIB. Setelah itu tidak ada komunikasi lagi," kata Erma.
Rencana Idul Fitri di Tanah Suci
Erma menjelaskan bahwa keluarga Dawam memang berencana untuk merayakan Idul Fitri di Arab Saudi. Mereka mengatur jadwal umrah sedemikian rupa sehingga bisa berada di sana hingga setelah Idul Fitri.
"Mereka berangkat tiga hari sebelum kejadian. Rencananya memang ingin merayakan Idul Fitri di sana," ujar Erma dengan mata berkaca-kaca.
Pemakaman di Arab Saudi
Saat ini, Erma sedang mengurus berbagai dokumen yang diperlukan untuk proses pemakaman jenazah para korban. Rencananya, jenazah akan dimakamkan di Arab Saudi.
"Rencananya akan dimakamkan di sana. Kami sudah mengurus surat-suratnya. Katanya banyak orang yang ingin wafat di sana, kami sekeluarga kemudian ikhlas jika mereka dimakamkan di sana," tutup Erma.
Detail Kecelakaan
Kecelakaan tragis ini terjadi pada Kamis (20/3) pukul 13.30 waktu setempat atau 17.30 WIB di Wadi Qudeid (Madinah-Mekah Road). Bus yang membawa rombongan umrah tersebut mengalami kecelakaan, terbalik, dan kemudian terbakar.
Direktur Perlindungan WNI (PWNI) Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, menjelaskan bahwa bus tersebut membawa 20 jemaah umrah Indonesia. Enam orang meninggal dunia dan belasan lainnya mengalami luka-luka.
"Total WNI jemaah umrah yang menjadi korban dalam kecelakaan adalah 20 orang. Enam di antaranya meninggal dunia dan sisanya luka-luka. Korban luka telah mendapatkan perawatan di rumah sakit di Arab Saudi," ujar Judha.
Kepergian keluarga asal Semarang ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, kerabat, dan seluruh masyarakat Indonesia. Semoga amal ibadah mereka diterima di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.