Mukjizat Rasulullah: Pohon Kurma di Masjid Nabawi yang Menangis
Mukjizat Rasulullah: Pohon Kurma di Masjid Nabawi yang Menangis
Sejarah Islam menyimpan kisah luar biasa yang menunjukkan keagungan Nabi Muhammad SAW. Salah satu kisah yang penuh makna dan kerap dikisahkan turun temurun adalah tentang sebuah pohon kurma di Masjid Nabawi yang menangis. Kejadian ini bukan sekadar cerita rakyat, melainkan peristiwa yang tercatat dalam riwayat hadits, menunjukkan bukti nyata atas kenabian dan mukjizat beliau.
Kisah ini bermula dari kebiasaan Rasulullah SAW yang berkhutbah dengan bersandar pada batang pohon kurma di Masjid Nabawi. Pohon tersebut menjadi saksi bisu dakwah beliau selama bertahun-tahun. Seiring perkembangan jumlah jamaah, para sahabat kemudian membangun mimbar untuk memudahkan Rasulullah SAW dalam menyampaikan khotbah. Pembangunan mimbar ini menandai berakhirnya penggunaan pohon kurma tersebut sebagai tempat bersandar Nabi.
Namun, pada Jumat berikutnya setelah penggunaan mimbar, sebuah peristiwa ajaib terjadi. Saat Rasulullah SAW menyampaikan khotbah dari mimbar, terdengar suara rintihan pilu dari arah pohon kurma tersebut. Suara tangisannya begitu jelas, bahkan sampai membuat debu-debu dari dinding masjid berguguran. Para sahabat yang mendengarnya merasa heran dan kebingungan.
Rasulullah SAW, dengan penuh kasih sayang, turun dari mimbar dan menghampiri pohon kurma tersebut. Beliau mengusap batang pohon itu dengan lembut, seperti menenangkan seorang anak yang sedang bersedih. Hadits riwayat Ibnu Umar RA mencatat peristiwa ini, menjelaskan bagaimana Rasulullah SAW menenangkan pohon kurma yang menangis. Dalam hadits tersebut, dijelaskan bahwa Rasulullah SAW memberikan pilihan kepada pohon kurma tersebut: tetap di tempat semula atau dipindahkan ke surga.
Berbagai riwayat hadits menjelaskan penyebab tangisan pohon kurma tersebut. Sebagian ulama berpendapat bahwa pohon kurma merindukan Rasulullah SAW dan zikir yang sering beliau sampaikan di dekatnya. Kehilangan kehadiran beliau yang selalu bersandar di batangnya menjadi alasan tangisan pilu tersebut. Pendapat lain menyebutkan bahwa pohon kurma menangisi kepergian Rasulullah SAW dari tempat yang sudah menjadi tempat berteduhnya selama bertahun-tahun.
Setelah kejadian tersebut, tangisan pohon kurma berhenti. Rasulullah SAW menjelaskan kepada para sahabat tentang peristiwa tersebut, memperkuat keyakinan mereka akan keagungan dan mukjizat Rasulullah SAW. Pohon kurma tersebut kemudian disimpan oleh Ubay bin Ka’ab, namun akhirnya rusak dimakan rayap.
Kejadian ini bukan hanya sekadar cerita mengharukan, tetapi juga merupakan bukti nyata akan mukjizat Rasulullah SAW. Allah SWT memberikan nalar dan kemampuan merasakan kehilangan kepada benda mati, sekaligus memperlihatkan keajaiban kenabian dan kebenaran risalah Nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat. Kisah ini mengingatkan kita akan pentingnya memahami dan merenungkan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari, serta memperkuat keimanan kita kepada Rasulullah SAW dan ajaran Islam.
Sumber rujukan utama: Hadits Riwayat Bukhari, Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Majah, dan Darimi. Serta kitab Al-Wafa bi Ahwal Al-Musthafa karya Ibnul Jauzi.
- Penjelasan tambahan: Peristiwa ini merupakan salah satu mukjizat Rasulullah SAW, yang membedakannya dari manusia biasa. Kejadian ini menunjukkan keagungan Allah SWT dan keabsahan risalah Nabi Muhammad SAW.
- Kesimpulan: Kisah pohon kurma yang menangis adalah bukti nyata keajaiban dan mukjizat Rasulullah SAW, memperkuat keyakinan akan kenabian dan risalah beliau.