Investigasi Intensif Diluncurkan Atas Tewasnya Staf PBB di Gaza: Israel Menampik Tuduhan

Investigasi Intensif Diluncurkan Atas Tewasnya Staf PBB di Gaza: Israel Menampik Tuduhan

Israel telah memulai penyelidikan mendalam terkait insiden tragis yang menewaskan seorang staf Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jalur Gaza pada hari Rabu (19/3). Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan dan serangan di wilayah tersebut, memicu kecaman internasional dan seruan untuk pertanggungjawaban.

Korban, yang bekerja untuk Kantor PBB untuk Layanan Proyek (UNOPS), kehilangan nyawanya ketika sebuah gedung PBB di Deir al-Balah terkena "senjata peledak" yang asal-usulnya masih belum jelas. Selain korban jiwa, lima orang lainnya dilaporkan terluka dalam insiden tersebut.

Penyelidikan dan Penolakan Tanggung Jawab

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Oren Marmorstein, menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya warga negara Bulgaria yang merupakan staf PBB. Ia menegaskan bahwa insiden tersebut sedang diselidiki secara menyeluruh.

"Kami menyatakan kesedihan atas kematian seorang warga negara Bulgaria, seorang pekerja PBB, hari ini di Jalur Gaza," kata Marmorstein.

Meskipun penyelidikan sedang berlangsung, Marmorstein menekankan bahwa pemeriksaan awal menunjukkan tidak ada keterkaitan antara insiden tersebut dengan aktivitas militer Israel. Bantahan ini muncul di tengah tuduhan dari layanan kesehatan Gaza yang menyatakan bahwa serangan Israel bertanggung jawab atas kematian staf PBB tersebut.

Militer Israel juga mengeluarkan pernyataan resmi yang membantah keterlibatan dalam serangan terhadap kompleks PBB di Deir al-Balah.

"Bertentangan dengan laporan, IDF (Angkatan Bersenjata Israel) tidak menyerang kompleks PBB di Deir al-Balah," bunyi pernyataan tersebut. "Tidak ada aktivitas operasional IDF di sana dan IDF tidak menyerang kompleks PBB."

Bantuan Kemanusiaan di Tengah Konflik

Terlepas dari penolakan tanggung jawab, Marmorstein menyatakan bahwa pasukan Israel justru membantu mengevakuasi jenazah dan korban luka, yang kemudian dirawat di rumah sakit di Israel. Tindakan ini menunjukkan upaya untuk memberikan bantuan kemanusiaan di tengah konflik yang sedang berlangsung.

Kementerian Luar Negeri Bulgaria telah mengkonfirmasi kematian warganya yang bekerja untuk PBB di Jalur Gaza dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban.

Kecaman dan Tuntutan Penyelidikan dari PBB

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengecam keras serangan yang menyebabkan kematian staf PBB dan menuntut penyelidikan menyeluruh. Ia menekankan pentingnya melindungi personel dan fasilitas PBB dari serangan apa pun.

"Sekretaris Jenderal mengutuk keras semua serangan terhadap personel PBB dan menyerukan penyelidikan menyeluruh," kata juru bicara PBB, Farhan Haq.

Kematian staf PBB ini menambah daftar panjang korban jiwa di kalangan pekerja kemanusiaan di Jalur Gaza sejak konflik meningkat pada 7 Oktober 2023. Setidaknya 280 staf PBB telah kehilangan nyawa mereka dalam periode ini, menyoroti bahaya yang dihadapi oleh mereka yang berusaha memberikan bantuan di tengah zona konflik.

Insiden ini semakin memperburuk ketegangan antara Israel dan PBB, yang telah lama berselisih mengenai isu-isu terkait konflik Israel-Palestina. Penyelidikan yang sedang berlangsung diharapkan dapat memberikan kejelasan mengenai keadaan yang menyebabkan kematian staf PBB dan menentukan pertanggungjawaban atas insiden tragis ini. Hasil dari penyelidikan ini akan berdampak signifikan terhadap hubungan antara Israel dan PBB, serta upaya untuk memberikan bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza.

Poin-poin Penting:

  • Israel meluncurkan penyelidikan atas kematian staf PBB di Gaza.
  • Israel membantah bertanggung jawab atas serangan tersebut.
  • PBB menuntut penyelidikan menyeluruh.
  • Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Jalur Gaza.
  • Kematian staf PBB menambah daftar panjang korban jiwa di kalangan pekerja kemanusiaan.