Keteladanan Suami: Pilar Utama Kebahagiaan Rumah Tangga

Keteladanan Suami: Pilar Utama Kebahagiaan Rumah Tangga

Peran suami sebagai kepala keluarga dalam membangun rumah tangga yang harmonis dan bahagia tak dapat dipandang sebelah mata. Ia bukan sekadar pencari nafkah, namun juga figur teladan utama bagi istri dan anak-anaknya. Namun, realitanya, apakah setiap suami mampu sepenuhnya menjalankan peran ideal tersebut? Anggota Dewan Pengawas Syariah BTN, H. Muhammad Faiz, Lc, MA, atau yang akrab disapa Gus Faiz, memberikan perspektif yang mencerahkan.

Gus Faiz menekankan bahwa kesempurnaan bukanlah standar yang harus dicapai setiap individu. Manusia, menurutnya, diciptakan dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Hanya para nabi dan rasul yang terbebas dari cela. "Wajar jika seorang suami belum menjadi teladan sempurna," tegas Gus Faiz dalam diskusi detikKultum, Rabu (19/3/2025). "Kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan para utusan-Nya. Setiap manusia, tak peduli seberapa luas pengetahuannya atau beragam pengalaman hidupnya, tetaplah memiliki keterbatasan." Ia menambahkan bahwa penting untuk memahami bahwa mengejar kesempurnaan yang tak tercapai justru dapat menimbulkan tekanan yang tidak perlu.

Namun, Gus Faiz juga menyinggung hal yang justru perlu diwaspadai. Bukan ketidaksempurnaan itu sendiri yang menjadi masalah, melainkan ketiadaan upaya untuk menjadi teladan. "Yang tidak wajar adalah jika seorang suami, yang telah ditunjuk Allah sebagai kepala rumah tangga, tidak pernah berupaya untuk menjadi teladan bagi keluarganya. Keteladanan suami merupakan faktor kunci keberhasilan dan kebahagiaan rumah tangga," paparnya.

Rasulullah SAW menjadi contoh nyata keteladanan yang ideal. Beliau tidak hanya mengajarkan nilai-nilai kebaikan, tetapi juga mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Inilah kunci utama yang ditekankan Gus Faiz. "Seorang suami bukan hanya perlu memahami konsep keteladanan, tetapi lebih penting lagi mampu mewujudkannya dalam tindakan nyata. Konsistensi dalam memberi contoh akan secara otomatis diikuti oleh anggota keluarga lainnya," jelasnya. Hal ini menunjukkan bahwa keteladanan bukan sekadar retorika, tetapi tindakan nyata yang konsisten dalam kehidupan sehari-hari.

Ketua Umum MUI DKI Jakarta ini melanjutkan, dampak dari keteladanan suami sangat signifikan. Suami yang mampu memberikan contoh yang baik akan mendorong istri dan anak-anaknya untuk mencontoh perilaku positif tersebut. Keteladanan, menurut Gus Faiz, adalah kunci utama kesuksesan dalam memimpin rumah tangga. Ia bukanlah tujuan akhir, tetapi sebuah proses berkelanjutan yang memerlukan komitmen dan kesabaran.

Kesimpulannya, membangun rumah tangga yang bahagia membutuhkan komitmen dan usaha dari setiap anggota keluarga. Namun, peran suami sebagai kepala keluarga dan figur teladan memiliki dampak yang sangat signifikan. Keberhasilan dalam membangun rumah tangga yang bahagia terletak pada komitmen untuk menjadi teladan yang baik, bukan pada pencapaian kesempurnaan yang idealistis. Upaya konsisten dalam memberikan contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari akan menjadi pondasi yang kokoh bagi kebahagiaan rumah tangga.

[Selengkapnya detikKultum bersama Gus Faiz: Keteladanan Suami: Pilar Utama Kebahagiaan Rumah Tangga dapat disaksikan DI SINI. Kajian bersama Gus Faiz ini tayang tiap hari selama Ramadan di detikcom pukul 17.30 WIB.]