Gubernur Maluku: Ketimpangan Kesejahteraan dan Kekayaan Alam, Sebuah Tantangan Besar

Gubernur Maluku: Ketimpangan Kesejahteraan dan Kekayaan Alam, Sebuah Tantangan Besar

Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, baru-baru ini mengungkapkan keprihatinannya yang mendalam atas kesenjangan yang mencolok antara kekayaan sumber daya alam Maluku dengan tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Dalam kunjungannya ke kantor Kompas.com di Jakarta pada Rabu (19/3/2025), Lewerissa memaparkan keresahan yang telah ia rasakan sejak masa kecilnya, yakni melihat potensi alam yang melimpah ruah di Maluku tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan rakyatnya.

"Ketimpangan ini merupakan keresahan yang terus saya rasakan hingga kini. Saya bersyukur lahir dan besar di Maluku, sebuah provinsi yang kaya akan sumber daya alam," ungkap Lewerissa. "Namun, kenyataannya, kekayaan alam ini belum mampu mengangkat kesejahteraan masyarakat secara merata. Ini adalah paradoks yang harus kita selesaikan." Ia menambahkan bahwa Maluku, yang menempati peringkat kedelapan sebagai provinsi termiskin di Indonesia, menunjukkan betapa besarnya tantangan yang dihadapi. Keberadaan kantong-kantong kemiskinan ekstrem di beberapa wilayah Maluku semakin mempertegas kompleksitas masalah ini.

Lewerissa mengakui bahwa mengatasi permasalahan ini bukanlah tugas yang mudah. Dibutuhkan kerja keras dan kolaborasi dari berbagai pihak. Potensi sumber daya alam Maluku yang meliputi sektor perikanan, pariwisata, pertambangan, dan mineral, seharusnya mampu menjadi pengungkit kesejahteraan masyarakat. "Angka kemiskinan seharusnya dapat ditekan secara signifikan," tegasnya.

Salah satu kunci untuk mengatasi masalah ini, menurut Lewerissa, adalah dengan meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat. Angka kemiskinan yang saat ini mencapai lebih dari 16 persen di Maluku, hanya bisa diturunkan jika warganya memiliki akses terhadap pekerjaan yang layak dan berpenghasilan tetap. Meskipun cita-cita untuk menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN), anggota TNI/Polri, atau karyawan swasta sangatlah wajar, Lewerissa menekankan pentingnya mengembangkan semangat kewirausahaan.

"Penting untuk mendorong tumbuhnya sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), khususnya di bidang pertanian, perikanan, dan pariwisata," jelasnya. Dengan mengembangkan keterampilan dan inovasi, nelayan, petani, dan pelaku UMKM lainnya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga. Lewerissa meyakini bahwa dengan pendekatan yang tepat, pengurangan angka kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan rakyat Maluku dapat terwujud. Ia menekankan pentingnya merancang program-program yang efektif, tepat sasaran, dan kolaboratif untuk mengatasi permasalahan ini. "Keresahan ini harus diubah menjadi energi positif untuk menciptakan perubahan yang nyata," pungkasnya.

Tantangan ke depan:

  • Meningkatkan akses terhadap lapangan pekerjaan yang layak.
  • Membangun dan mengembangkan sektor UMKM di bidang pertanian, perikanan, dan pariwisata.
  • Memperluas akses pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi masyarakat.
  • Meningkatkan infrastruktur dan konektivitas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
  • Memperkuat tata kelola pemerintahan yang transparan dan akuntabel.