Kontroversi Elon Musk dan Dampaknya terhadap Tesla dan Starlink: Boikot Global dan Anjloknya Saham

Kontroversi Elon Musk dan Dampaknya terhadap Tesla dan Starlink: Boikot Global dan Anjloknya Saham

Peran kontroversial Elon Musk sebagai pemimpin Departemen Efisiensi Pemerintah (Department of Government Efficiency atau DOGE) di bawah pemerintahan Donald Trump telah memicu gelombang protes dan boikot terhadap perusahaan-perusahaan miliknya, Tesla dan Starlink. Langkah-langkah kontroversial DOGE, termasuk pembubaran Badan Pembangunan Internasional AS (USAID), telah menimbulkan kritik tajam dan tuduhan pelanggaran konstitusional. Seorang hakim federal bahkan telah mengeluarkan perintah penangguhan sementara terhadap tindakan DOGE, menandai babak baru dalam kontroversi ini. Kekhawatiran atas transparansi dan akuntabilitas DOGE semakin memperkeruh suasana. Auditor federal telah menyoroti ketidakpatuhan DOGE terhadap prosedur audit standar, menambah tekanan terhadap Musk dan pemerintahan Trump.

Gerakan boikot terhadap Tesla, yang dikenal sebagai "Tesla Takedown", telah menyebar di Amerika Serikat, Inggris, dan India. Protes, yang sebagian besar berlangsung damai, melibatkan berbagai aksi, mulai dari demonstrasi jalanan hingga kerusakan properti Tesla. Beberapa pengguna bahkan merusak mobil Tesla mereka sendiri sebagai bentuk protes, sementara yang lain membakar showroom Tesla dan stasiun pengisian daya. Motivasi di balik protes ini beragam, dari penolakan terhadap keterlibatan politik Musk hingga kekhawatiran atas dampak kebijakannya terhadap ekonomi dan negara. Aksi-aksi ini digambarkan dengan berbagai slogan, mulai dari seruan deportasi hingga ekspresi ketidakpercayaan terhadap kepemimpinan Musk.

Dampak dari kontroversi ini juga terasa pada Starlink, layanan internet satelit milik Musk. Di Inggris, beberapa pelanggan, seperti Barry Nisbet, seorang pemain biola Skotlandia, telah meninggalkan layanan tersebut sebagai bentuk protes terhadap tindakan Musk. Meskipun membutuhkan layanan Starlink untuk bisnisnya, Nisbet menyatakan gestur kontroversial Musk dalam perayaan pelantikan Trump sebagai alasan utamanya. Pengguna Starlink lainnya di Inggris mengungkapkan ketidaknyamanan mereka, namun menyatakan terikat dengan layanan tersebut karena ketergantungan mereka pada konektivitas yang diberikan. Situasi ini lebih rumit di India, dimana pemerintah mempertimbangkan untuk memberikan izin operasional Starlink yang jauh lebih pendek dari yang diminta perusahaan, yaitu hanya 5 tahun dibandingkan dengan permohonan 20 tahun. Hal ini diyakini sebagai respon terhadap kekhawatiran geopolitik terkait pengaruh Musk dalam pemerintahan Trump.

Ancaman boikot dan kontroversi politik telah berdampak signifikan terhadap kinerja saham Tesla. Saham perusahaan tersebut telah anjlok, dengan penurunan 5,34 persen pada penutupan bursa Selasa (18/3/2025), mengakibatkan kerugian besar bagi Elon Musk. Para investor telah melakukan divestasi, menunjukkan hilangnya kepercayaan terhadap perusahaan di tengah kontroversi yang membelitnya. Kondisi ini juga telah mendorong beberapa konsumen untuk mempertimbangkan alternatif, termasuk mobil listrik dari produsen China. Ancaman ini memperlihatkan dampak luas dari kontroversi Musk terhadap perusahaan-perusahaan miliknya dan pasar global.

  • Aksi Protes:
    • Demonstrasi jalanan
    • Kerusakan properti Tesla
    • Pembakaran showroom dan stasiun pengisian daya
    • Modifikasi mobil Tesla sebagai bentuk protes
  • Dampak Boikot:
    • Anjloknya saham Tesla
    • Kehilangan kepercayaan investor
    • Meningkatnya pertimbangan konsumen terhadap alternatif
    • Pembatasan izin operasional Starlink di India
  • Tokoh Utama: Elon Musk, Donald Trump
  • Lembaga yang terlibat: Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), USAID, TRAI (Telecom Regulatory Authority of India)