Krisis Kemanusiaan di Gaza: Blokade Medis Israel Memperparah Korban Serangan
Krisis Kemanusiaan di Gaza: Blokade Medis Israel Memperparah Korban Serangan
Situasi kemanusiaan di Jalur Gaza terus memburuk menyusul serangan udara yang dilancarkan Israel. Laporan terbaru dari berbagai sumber, termasuk pernyataan Wakil Sekretaris Jenderal PBB Tom Fletcher pada Rabu (19/3/2025), menggambarkan keprihatinan mendalam atas dampak serangan tersebut terhadap warga sipil. Fletcher menyoroti meningkatnya jumlah korban jiwa dan meluasnya rasa takut di tengah penduduk Gaza yang terkepung. Angka korban jiwa yang terus meningkat, dengan ratusan warga dilaporkan tewas, mencerminkan betapa dahsyatnya serangan tersebut dan menggambarkan keadaan darurat kemanusiaan yang mendesak.
Ironisnya, di tengah tragedi kemanusiaan ini, Israel juga memblokir akses pasokan medis ke Gaza. Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), badan kemanusiaan PBB, melaporkan bahwa sejumlah peralatan medis penting masih tertahan, termasuk 20 ventilator untuk unit perawatan intensif neonatal dan 9 inkubator bayi baru lahir portabel. Keterlambatan pengiriman bantuan medis ini semakin memperparah penderitaan warga Gaza yang telah kehilangan akses ke perawatan kesehatan yang memadai akibat serangan udara. Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza, Dr. Munir Al Bursh, bahkan telah meminta bantuan internasional berupa rumah sakit lapangan, tempat tidur tambahan, dan ruang operasi untuk memenuhi kebutuhan mendesak akibat tingginya angka korban luka.
Situasi infrastruktur kesehatan di Gaza sendiri sudah sangat memprihatinkan sebelum serangan terbaru. Penilaian PBB menyebutkan bahwa tak satupun rumah sakit di Gaza yang beroperasi secara penuh. Sebanyak 13 rumah sakit dan 4 rumah sakit lapangan masih tidak berfungsi. Situasi semakin memburuk dengan adanya perintah pemindahan terbaru dari Israel yang mencakup wilayah dengan setidaknya tiga fasilitas perawatan kesehatan primer (PHC) dan satu rumah sakit lapangan. Perintah ini semakin membatasi akses warga Gaza terhadap layanan kesehatan yang sangat dibutuhkan.
Data dari Kementerian Kesehatan (MoH) Gaza hingga pukul 12:00 siang pada Selasa (18/3/2025) mencatat angka korban yang mengkhawatirkan: 404 orang tewas dan 562 lainnya luka-luka. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat mengingat banyak jenazah yang masih tertimbun di bawah reruntuhan bangunan. Pertahanan Sipil Palestina (PCD) memberikan rincian yang lebih menyayat hati: lebih dari 170 anak-anak dan 80 wanita termasuk di antara korban jiwa. Data ini menegaskan betapa besarnya dampak serangan tersebut terhadap penduduk sipil, terutama kelompok rentan seperti anak-anak dan perempuan.
Krisis kemanusiaan di Gaza ini membutuhkan respons internasional yang cepat dan efektif. Blokade medis yang dilakukan Israel harus segera diakhiri untuk memungkinkan akses pasokan medis yang dibutuhkan guna menangani korban luka dan mencegah lebih banyak kematian. Selain itu, diperlukan upaya internasional untuk memastikan perlindungan warga sipil dan menyediakan bantuan kemanusiaan yang memadai bagi mereka yang terkena dampak konflik. Dunia internasional memiliki tanggung jawab moral untuk mencegah tragedi kemanusiaan ini terus berlanjut dan memastikan pertanggungjawaban atas pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di Gaza.