Mentan Tegaskan Bulog Wajib Serap Gabah Petani Tanpa Terkecuali, Ancam Sanksi bagi yang Melanggar

Mentan Tegaskan Bulog Wajib Serap Gabah Petani Tanpa Terkecuali, Ancam Sanksi bagi yang Melanggar

Mentri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan ultimatum tegas kepada Perum Bulog terkait penyerapan gabah dari petani. Dalam kunjungannya ke Desa Maluka Baulin, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Selasa (18/3/2025), Amran menyatakan kekecewaannya atas lambannya kinerja Bulog dalam menyerap gabah hasil panen petani. Ia menekankan bahwa Bulog wajib menyerap gabah dari petani tanpa memandang kualitas, demi menjamin harga dan kesejahteraan petani. "Kekecewaan saya ditujukan pada lambannya Bulog dalam merespon kebutuhan petani. Petani sudah memasuki musim panen dan membutuhkan kepastian harga, namun Bulog seakan menunggu di gudang," tegas Amran. Ia menambahkan bahwa seluruh pihak terkait harus bergerak cepat dan sinergis untuk mendukung sektor pertanian, serta memberikan sanksi tegas bagi pihak-pihak yang menghambat proses tersebut. Pernyataan keras ini dilontarkan sebagai respon atas keluhan langsung dari petani di Tanah Laut yang mengaku kesulitan menghubungi dan mendapatkan akses ke Bulog untuk menjual hasil panen mereka.

Amran juga menyoroti pentingnya soliditas antar pemangku kepentingan di sektor pertanian. Ia menegaskan bahwa permasalahan di satu sektor akan berdampak pada keseluruhan sistem. "Jangan ada yang bermain-main dengan kepentingan rakyat. Jika ada yang tidak bekerja maksimal, akan saya ganti. SK penggantian bisa saya tanda tangani dalam waktu lima menit," ancam Amran. Pernyataan ini memperlihatkan keseriusan pemerintah dalam menjamin terlaksananya penyerapan gabah sesuai target yang telah ditetapkan. Target penyerapan gabah oleh Bulog mencapai tiga juta ton setara beras hingga April 2025, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto. Pemerintah telah mengalokasikan anggaran Rp 16,7 triliun dari APBN untuk mendukung program ini. Meskipun Wakil Menteri Pertanian Sudaryono melaporkan bahwa Bulog telah menyerap sekitar 350.000 ton beras hingga saat ini, dan menargetkan peningkatan serapan harian hingga 50.000 ton, Mentan Amran menekankan perlunya percepatan dan perluasan jangkauan penyerapan gabah untuk menjangkau seluruh petani, termasuk di daerah terpencil. Data per Selasa (11/3/2025) menunjukkan serapan Bulog baru mencapai 255.000 ton beras. Perbedaan data ini menunjukan pentingnya transparansi dan pengawasan terhadap kinerja Bulog dalam melaksanakan tugasnya.

Lebih lanjut, Mentan menegaskan pentingnya Bulog turun langsung ke lapangan untuk berinteraksi dengan petani dan memastikan proses penyerapan gabah berjalan lancar. Keengganan Bulog untuk menyerap gabah dengan kualitas apapun, menurut Mentan, menunjukkan sikap yang tidak bertanggung jawab dan merugikan petani. Inilah yang mendasari peringatan keras Mentan Amran kepada Bulog, agar segera memperbaiki kinerjanya dan memastikan penyerapan gabah sesuai target dan arahan pemerintah, dengan mengedepankan kepentingan petani sebagai prioritas utama. Kegagalan dalam hal ini dapat berdampak buruk pada stabilitas harga pangan dan kesejahteraan petani Indonesia.

Ketidaktepatan data yang beredar juga menjadi sorotan. Perbedaan angka serapan gabah antara data yang disampaikan Wakil Menteri Pertanian dan data Bulog sendiri, perlu menjadi perhatian serius untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan program ini. Hal ini juga menunjukkan perlunya perbaikan sistem pelaporan dan monitoring yang lebih baik untuk menghindari informasi yang simpang siur dan memastikan bahwa bantuan pemerintah benar-benar sampai kepada petani yang membutuhkan.