Polemik Biaya Perpisahan Siswa SMAN 7 Jakarta: Pihak Sekolah Bantah Keterlibatan dalam Acara di Hotel
Polemik Biaya Perpisahan Siswa SMAN 7 Jakarta: Pihak Sekolah Bantah Keterlibatan dalam Acara di Hotel
Sebuah polemik muncul terkait rencana acara perpisahan siswa kelas XII di SMAN 7 Jakarta. Beredar informasi mengenai biaya perpisahan yang mencapai jutaan rupiah per siswa, yang rencananya akan diselenggarakan di sebuah hotel. Namun, pihak sekolah dengan tegas membantah keterlibatan mereka dalam penyelenggaraan acara tersebut. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Uswatun Hasana, menyatakan bahwa kegiatan perpisahan yang diselenggarakan oleh sekolah hanyalah berupa apel pengumuman kelulusan di lingkungan sekolah, sesuai tradisi yang telah berlangsung lama.
"Acara pelepasan siswa hanya berupa apel pengumuman kelulusan di sekolah," tegas Ana, sapaan akrab Uswatun Hasana, saat dikonfirmasi di SMAN 7 Jakarta, Senin (17/3/2025). Ia menambahkan bahwa kegiatan tersebut berlangsung sederhana, dengan siswa berbaris di lapangan mendengarkan pengumuman kelulusan dari kepala sekolah. Pihak sekolah, menurutnya, tidak terlibat dalam rencana acara perpisahan di luar lingkungan sekolah yang diduga menelan biaya hingga ratusan juta rupiah.
Lebih lanjut, Ana menjelaskan bahwa penyelenggaraan acara perpisahan di luar sekolah, jika memang ada, menjadi tanggung jawab komite sekolah yang beranggotakan orang tua siswa. "Ini sepenuhnya menjadi urusan komite sekolah, dan biayanya pun bukan berasal dari dana sekolah," ujarnya. Meskipun demikian, Ana mengaku belum dapat memastikan kebenaran informasi tersebut dan kepastian keterlibatan komite sekolah dalam acara di hotel yang kabarnya menelan biaya fantastis tersebut.
Senada dengan pernyataan Ana, Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana, Zaenal, juga menegaskan bahwa SMAN 7 Jakarta tidak pernah menyelenggarakan acara perpisahan di luar lingkungan sekolah dan tidak menerima sekalipun rupiah dari wali murid untuk keperluan tersebut. Ia menyatakan ketidaktahuannya terkait rencana perpisahan di hotel yang beredar di kalangan wali murid. "Kami tidak tahu menahu tentang rencana perpisahan di hotel, karena itu urusan komite. Kegiatan kami hanya sampai pada apel kelulusan di sekolah," jelasnya.
Namun, pernyataan pihak sekolah ini bertolak belakang dengan pengakuan seorang wali murid, yang menyebut dirinya Ayu (bukan nama sebenarnya). Ayu mengaku menerima informasi melalui grup WhatsApp tentang rencana biaya perpisahan yang mencapai Rp 1,35 juta per siswa. Informasi tersebut, berupa foto dengan judul “Kebutuhan Kegiatan, Support Orang Tua”, mencantumkan rincian biaya yang cukup mengejutkan, termasuk biaya hotel untuk acara perpisahan yang mencapai Rp 183 juta, serta pos-pos biaya lain seperti kenangan untuk sekolah, kenangan guru, dan transportasi guru yang totalnya mencapai puluhan juta rupiah. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan mengingat larangan dari Dinas Pendidikan terhadap acara perpisahan di luar lingkungan sekolah.
Ayu mengaku telah mencoba meminta klarifikasi kepada pihak komite sekolah dan menanyakan legalitas penyelenggaraan acara tersebut, namun hingga saat ini belum mendapatkan respon yang memuaskan. Ia juga telah menanyakan keberadaan surat permohonan dari pihak sekolah kepada Dinas Pendidikan terkait rencana acara perpisahan di luar sekolah, namun belum mendapatkan jawaban yang memadai. Ketidakjelasan informasi dan perbedaan keterangan antara pihak sekolah dan wali murid ini menimbulkan pertanyaan besar terkait transparansi pengelolaan dana dan penyelenggaraan acara perpisahan siswa SMAN 7 Jakarta.
Situasi ini menuntut adanya kejelasan dan transparansi dari semua pihak yang terkait. Baik pihak sekolah, komite sekolah, maupun Dinas Pendidikan perlu memberikan klarifikasi yang komprehensif untuk menjernihkan polemik ini dan memberikan kepastian kepada para wali murid. Investigasi lebih lanjut perlu dilakukan untuk memastikan kebenaran informasi yang beredar dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku terkait penyelenggaraan acara sekolah.