Prediksi Penurunan Signifikan Jumlah Pemudik Lebaran 2025: Tantangan dan Strategi Kepolisian
Prediksi Penurunan Signifikan Jumlah Pemudik Lebaran 2025: Tantangan dan Strategi Kepolisian
Kepolisian Republik Indonesia (Polri) memproyeksikan penurunan drastis jumlah pemudik Lebaran tahun 2025 dibandingkan tahun sebelumnya. Angka yang diproyeksikan menunjukkan penurunan signifikan, mencapai puluhan juta jiwa. Wakapolri, Komjen Ahmad Dofiri, memaparkan hasil analisis yang menunjukkan bahwa hanya sekitar 52 persen masyarakat Indonesia yang akan melakukan perjalanan mudik tahun ini. Jumlah pemudik diperkirakan mencapai 146,47 juta orang, mengalami penurunan sebesar 24,3 persen atau sekitar 47,13 juta jiwa dibandingkan dengan angka pemudik tahun 2024.
"Berdasarkan data yang kami himpun," jelas Komjen Dofiri dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, "terlihat penurunan yang cukup signifikan. Hal ini perlu menjadi perhatian kita dalam menyusun strategi pengamanan dan pelayanan arus mudik Lebaran tahun ini."
Data yang dikumpulkan Polri menunjukkan pola perjalanan mudik yang masih terpusat di Pulau Jawa. Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah menjadi daerah asal pemudik terbanyak, sementara kota-kota tujuan utama masih didominasi oleh Semarang, Surabaya, Yogyakarta, dan beberapa kota besar lainnya. Distribusi moda transportasi yang digunakan pemudik juga memberikan gambaran menarik. Kendaraan pribadi masih menjadi pilihan utama, dengan perkiraan 33,6 juta jiwa (23 persen) menggunakan mobil pribadi. Bus menempati posisi kedua dengan 24,7 juta jiwa (16,9 persen) pemudik, disusul kereta api (23,6 juta jiwa atau 16,1 persen), pesawat terbang (19,7 juta jiwa atau 13,6 persen), dan sepeda motor (12,7 juta jiwa atau 8,7 persen). Sisanya menggunakan moda transportasi lainnya.
Menghadapi tingginya volume kendaraan darat, khususnya mobil pribadi, sepeda motor, dan bus, Polri telah menyiapkan berbagai rekayasa lalu lintas dan penyesuaian layanan transportasi. Hal ini dilakukan untuk memastikan kelancaran dan keamanan perjalanan selama periode mudik Lebaran. "Kami berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para pemudik," tegas Komjen Dofiri. "Rekayasa lalu lintas dan koordinasi antar instansi terkait akan menjadi kunci keberhasilan dalam mengamankan arus mudik tahun ini."
Kebijakan Sepeda Motor dan Program Mudik Bersama
Terkait penggunaan sepeda motor sebagai moda transportasi mudik, Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, menegaskan bahwa Polri tidak melarang, namun juga tidak menyarankan penggunaan sepeda motor untuk mudik. Hal ini didasarkan pada data kecelakaan lalu lintas tahun sebelumnya yang menunjukkan bahwa 75 persen kecelakaan selama Operasi Ketupat 2024 melibatkan sepeda motor. "Meskipun kami tidak melarang, kami tetap mengimbau masyarakat untuk mempertimbangkan risiko dan memilih moda transportasi yang lebih aman," ujar Brigjen Pol Agus.
Polri berharap program mudik bersama yang diselenggarakan oleh BUMN dan instansi pemerintah lainnya dapat berjalan optimal. Program ini diharapkan dapat mengurangi jumlah pemudik yang menggunakan sepeda motor dan memberikan alternatif transportasi yang lebih aman dan nyaman. "Suksesnya program mudik bersama akan sangat membantu dalam menekan angka kecelakaan dan meningkatkan keselamatan para pemudik," pungkas Brigjen Pol Agus.
Ringkasan: Prediksi penurunan jumlah pemudik Lebaran 2025 menjadi fokus utama Polri. Strategi pengamanan dan manajemen lalu lintas yang komprehensif telah disiapkan untuk menghadapi tantangan arus mudik. Himbauan untuk mengurangi penggunaan sepeda motor dan dukungan terhadap program mudik bersama menjadi bagian penting dari upaya meningkatkan keselamatan pemudik.