Kontroversi Resep Nasi Cokelat: Influencer Kuliner Menuai Kecaman Keras

Kontroversi Resep Nasi Cokelat: Influencer Kuliner Menuai Kecaman Keras

Baru-baru ini, dunia maya dihebohkan oleh sebuah resep kuliner yang terbilang unik dan kontroversial: nasi cokelat. Kreasi dari influencer kuliner Ketlieu, yang diunggah melalui akun TikTok @subtleasian.baking pada 8 Februari 2025, ini bukan hanya sekadar perpaduan rasa yang tak biasa, melainkan juga memicu gelombang kecaman dari para netizen. Resep yang melibatkan pencampuran beras dan cokelat batang ini, menurut Ketlieu, ditujukan sebagai sajian dessert yang unik. Dalam keterangan video yang diunggahnya, Ketlieu menggambarkan tekstur nasi cokelat tersebut sebagai “empuk, lembut, dan halus dengan lapisan cokelat.” Ia bahkan mengaku ketagihan dengan kreasi terbarunya ini, menyarankan tambahan kacang, buah kering, sedikit garam, dan bubuk kakao untuk meningkatkan cita rasa. Lebih lanjut, Ketlieu juga menyarankan agar nasi cokelat ini dapat dibentuk menjadi bola-bola kecil menyerupai mochi atau bahkan dijadikan puding dengan tambahan santan dan sirup maple.

Namun, respon positif yang diharapkan justru tak muncul. Alih-alih mendapat pujian, Ketlieu malah dibanjiri komentar-komentar negatif dan kecaman yang begitu tajam dari warganet. Berbagai komentar pedas bermunculan, mulai dari yang menyebut kreasi ini “ilegal” hingga yang menyatakan akan lebih memilih masuk penjara daripada memakan nasi cokelat tersebut. Sejumlah komentar bahkan sampai melontarkan ancaman dan makian yang tidak pantas. Situasi ini semakin memanas setelah video tersebut dibagikan ulang oleh berbagai media online tanpa memberi kredit kepada Ketlieu, sang kreator resep. Menanggapi hal ini, Ketlieu mengungkapkan kesedihannya atas komentar-komentar negatif tersebut. Ia mengakui bahwa dirinya sudah terbiasa dengan kritikan, terutama jika videonya menjadi viral dan menampilkan wajahnya. Namun, kali ini, menurutnya, hal tersebut sudah melewati batas toleransi. Ia bahkan berujar bahwa komentar-komentar negatif tersebut sangatlah menyakitkan, bukan hanya baginya sebagai orang dewasa, tetapi juga dapat membahayakan psikologis anak-anak jika hal serupa terjadi pada mereka.

Fenomena ini pun menimbulkan pertanyaan akan batas kreativitas dalam dunia kuliner, serta bagaimana seharusnya netizen memberikan kritik dan komentar di media sosial. Apakah eksperimen kuliner yang unik, meskipun terkesan nyeleneh, harus selalu dihujani dengan kecaman? Atau, adakah etika tertentu yang perlu diperhatikan saat memberikan respons terhadap konten kreator di platform digital? Kejadian ini menjadi pengingat bagi para influencer untuk selalu mempertimbangkan potensi reaksi negatif dari audiens, serta bagi netizen untuk lebih bijak dalam memberikan komentar dan kritik di ranah online.

Berikut beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:

  • Kreativitas Kuliner: Seberapa jauh batas kreativitas dalam dunia kuliner, dan bagaimana kita merespon inovasi yang terkesan tidak biasa?
  • Etika Berkomentar di Media Sosial: Bagaimana seharusnya kita memberikan kritik dan komentar di media sosial agar tidak menyakiti atau merugikan orang lain?
  • Dampak Psikologis: Bagaimana komentar-komentar negatif di media sosial dapat berdampak pada kesehatan mental kreator, khususnya bagi anak-anak?
  • Hak Kekayaan Intelektual: Pentingnya pemberian kredit kepada kreator konten saat membagikan ulang karya mereka.

Kejadian ini menjadi studi kasus menarik tentang persimpangan antara kreativitas, media sosial, dan etika digital. Perdebatan seputar resep nasi cokelat ini masih berlanjut, menimbulkan pertanyaan yang lebih luas tentang budaya internet dan interaksi sosial di era digital.