Sunnah Nabi Muhammad SAW: Mengonsumsi Kurma, Jumlah Ganjil dan Manfaat Kesehatan

Sunnah Nabi Muhammad SAW: Mengonsumsi Kurma, Jumlah Ganjil dan Manfaat Kesehatan

Rasulullah SAW, sebagai suri tauladan umat Islam, mengajarkan berbagai praktik kehidupan sehari-hari yang sarat dengan hikmah dan manfaat. Salah satu sunnah beliau yang menarik perhatian adalah kebiasaan mengonsumsi kurma, khususnya dalam jumlah ganjil. Praktik ini bukan sekadar kebiasaan, melainkan mengandung nilai spiritual dan potensi manfaat kesehatan yang telah diteliti secara ilmiah.

Tradisi mengonsumsi kurma, khususnya saat berbuka puasa, telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari ajaran Islam. Hadits shahih dari Imam Lima dan divalidasi oleh Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Al Hakim menyebutkan anjuran berbuka puasa dengan kurma, atau air jika kurma tak tersedia. Namun, lebih dari sekadar berbuka, Nabi Muhammad SAW terlihat gemar mengonsumsi kurma dalam jumlah ganjil, seperti 1, 3, 5, 7, atau 9 butir. Hal ini dijelaskan dalam kitab Faidlul Qadir karya Imam Asy-Syaukani dan diuraikan oleh Al Munawi, yang mencatat kecenderungan Nabi SAW terhadap bilangan ganjil.

Lebih jauh lagi, hadits Bukhari menyebutkan kebiasaan Nabi SAW mengonsumsi kurma dalam jumlah ganjil sebelum menunaikan salat Idul Fitri. Bukan tanpa alasan, beberapa hadits juga menghubungkan konsumsi kurma dalam jumlah ganjil, terutama tujuh butir kurma Ajwa, dengan perlindungan dari racun dan sihir. Hadits dari Sa’ad bin Abi Waqqas meriwayatkan sabda Nabi SAW tentang khasiat kurma Ajwa yang disebut berasal dari surga dan menjadi penangkal racun dan sihir. Namun, perlu ditekankan bahwa Nabi SAW tidak melarang mengonsumsi kurma dalam jumlah genap, sehingga umat Islam memiliki keleluasaan dalam mengonsumsi buah yang penuh manfaat ini.

Penelitian medis modern pun mulai mengungkap potensi manfaat kesehatan dari kurma. Penelitian oleh Musthafa Mohamed Essa Ph.D. menunjukkan bahwa mengonsumsi kurma, meskipun dalam jumlah genap, memberikan gula darah dan kalium tanpa banyak energi. Lebih lanjut, penelitian tersebut menyorot kandungan serat, fenolat total, dan antioksidan alami pada kurma, seperti anthocyanin, asam ferulat, asam protocatechuic, dan asam kafeat, yang berpotensi dalam pengobatan penyakit Alzheimer. Sementara itu, penelitian lain oleh Rock W. menunjukkan efek positif kurma terhadap asam lemak jenuh dan stres oksidatif, yang berkontribusi pada pencegahan penyakit kardiovaskular.

Kesimpulannya, mengonsumsi kurma, baik dalam jumlah ganjil maupun genap, memiliki landasan spiritual dalam sunnah Nabi Muhammad SAW dan didukung oleh temuan penelitian ilmiah mengenai manfaat kesehatannya. Mengikuti sunnah Nabi SAW dalam hal ini bukan hanya menjalankan ajaran agama, tetapi juga menjaga kesehatan jasmani dan rohani. Wallahu a'lam.