Malam Nuzulul Quran: Menghayati Turunnya Wahyu dan Amalan yang Dianjurkan
Malam Nuzulul Quran: Menghayati Turunnya Wahyu dan Amalan yang Dianjurkan
Bulan Ramadan, bulan penuh berkah bagi umat Islam, menyimpan peristiwa monumental dalam sejarah Islam: Nuzulul Quran. Peristiwa turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW di Gua Hira, merupakan tonggak sejarah yang menandai dimulainya penyampaian Al-Quran sebagai pedoman hidup umat manusia. Peringatan Nuzulul Quran, yang diperingati setiap 17 Ramadan, bukan sekadar seremonial, melainkan momentum untuk merenungkan makna dan hikmah di balik peristiwa agung tersebut serta meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan. Lebih dari sekadar mengenang, Nuzulul Quran mengajak kita untuk meneladani keteladanan Nabi Muhammad SAW dalam menerima dan mengamalkan wahyu Ilahi.
Secara harfiah, Nuzulul Quran berarti ‘turunnya Al-Quran’. Peristiwa ini diyakini terjadi pada tahun 610 Masehi, saat Nabi Muhammad SAW berusia 40 tahun, tengah berkhalwat di Gua Hira, Jabal Nur, sekitar 6 kilometer dari Makkah. Di sanalah, Malaikat Jibril datang dan menyampaikan wahyu pertama, berupa ayat-ayat awal Surat Al-Alaq (96:1-5). Perintah 'Iqra' (bacalah!) yang disampaikan Jibril, menandai dimulainya wahyu yang akan membentuk peradaban manusia hingga saat ini. Kejadian ini bukan hanya momen historis, melainkan juga sebuah peristiwa spiritual yang penuh makna, menandai dimulainya perjalanan panjang penyampaian wahyu Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW yang selanjutnya dihimpun menjadi Al-Qur'an Al-Karim. Ayat Al-Baqarah 2:185 juga menguatkan turunnya Al-Quran di bulan Ramadan.
Sebagai bentuk penghormatan dan syukur atas nikmat tersebut, berbagai amalan dianjurkan untuk dikerjakan pada malam Nuzulul Quran. Amalan-amalan ini dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan kualitas spiritualitas kita. Beberapa amalan yang dapat dilakukan antara lain:
-
Tilawah Al-Quran: Membaca Al-Quran merupakan amalan utama yang dianjurkan pada malam Nuzulul Quran. Hadits dari Bukhari mencatat kebiasaan Jibril yang bertadarus Al-Qur'an dengan Nabi Muhammad SAW setiap malam Ramadan. Selain itu, membaca Al-Quran memberikan pahala berlipat ganda, sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat At-Tirmidzi, setiap huruf yang dibaca mendapat pahala kebaikan yang dilipatkan sepuluh kali lipat.
-
Shalat Malam (Qiyamul Lail): Menghidupkan malam dengan shalat malam merupakan amalan yang sangat dianjurkan. Hadits dari Bukhari dan Muslim menyebutkan keutamaan shalat malam di Lailatul Qadar, yang pahalanya dapat menghapus dosa-dosa masa lalu.
-
I'tikaf: Beri'tikaf di masjid, yaitu mengasingkan diri di masjid untuk beribadah, juga merupakan amalan yang dianjurkan pada malam Nuzulul Quran. I'tikaf dilakukan dengan niat yang khusyu dan tulus, untuk lebih fokus dalam beribadah kepada Allah SWT. Niat i'tikaf dalam bahasa Arab:
Nawaitu i'tikaafa fii haadza al masjidi lillahi ta'aala
(Aku berniat iktikaf di masjid ini karena Allah). -
Berdoa dan Berdzikir: Memperbanyak doa dan dzikir merupakan amalan yang sangat dianjurkan, baik secara lisan maupun dalam hati. Doa dan dzikir dapat mendekatkan kita kepada Allah SWT dan memohon perlindungan serta kebaikan-Nya. Contoh doa yang dapat dipanjatkan:
اللَّهُمَّ نَوِّرْ قُلُوبَنَا بِتِلاوَةِ الْقُرْآنِ، وَزَيِّنْ أَخْلَاقَنَا بِجَاهِلِ الْقُرْآنِ، وَحَسِّنْ أَعْمَالَنَا بِذِكْرِ الْقُرْآنِ، وَنَجِّنَا مِنَ النَّارِ بِقُرْآنِهِ، وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ بِشَفَاعَةِالْقُرْآنِ.
(Artinya: “Ya Allah, sinari hati kami dengan membaca Al-Quran, hiasi akhlak kami dengan kemuliaan Al-Quran, baguskan amalan kami karena berdzikir lewat Al-Quran, selamatkan kami dari api neraka karena kemuliaan Al-Quran, dan masukkan kami ke surga dengan syafaat Al-Quran.”)
Semoga malam Nuzulul Quran menjadi momentum untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.