Nauru dan Inisiatif Kewarganegaraan: Upaya Selamatkan Negara dari Ancaman Perubahan Iklim
Nauru dan Inisiatif Kewarganegaraan: Upaya Selamatkan Negara dari Ancaman Perubahan Iklim
Negara kepulauan kecil di Samudra Pasifik, Nauru, tengah menghadapi tantangan eksistensial akibat perubahan iklim. Kenaikan permukaan laut, erosi pantai, dan intensitas badai yang meningkat mengancam keberlangsungan hidup 12.500 penduduknya. Sebagai respons, pemerintah Nauru meluncurkan sebuah program kewarganegaraan yang unik, menawarkan paspor Nauru kepada individu yang bersedia membayar US$105.000 (sekitar Rp 1,7 miliar). Langkah kontroversial ini diklaim sebagai strategi penyelamatan negara dari ancaman lingkungan yang semakin mendesak.
Program 'golden passport' ini diharapkan menjadi sumber pendapatan signifikan bagi Nauru. Proyeksi pendapatan tahun pertama mencapai US$5,6 juta (Rp 91,5 miliar), dengan potensi peningkatan hingga US$42 juta (Rp 686 miliar) per tahun. Angka ini mewakili 19 persen dari total pendapatan negara. Dana yang diperoleh akan dialokasikan untuk relokasi sekitar 90 persen penduduk ke daerah yang lebih tinggi dan aman dari dampak perubahan iklim. Inisiatif ini merupakan upaya nyata Nauru untuk mengamankan masa depan bangsanya di tengah ketidakpastian global terkait krisis iklim.
Namun, program ini bukan tanpa risiko. Sejarah Nauru yang kaya akan fosfat, yang kini telah habis dieksploitasi hingga merusak 80 persen daratannya, memberikan gambaran kompleks mengenai tantangan pembangunan berkelanjutan. Pengalaman pahit ini mendorong pemerintah untuk mencari alternatif pendanaan, termasuk sempat menjadi pusat penahanan luar negeri dan menarik perhatian investor kripto. Inisiatif kewarganegaraan ini pun menimbulkan kekhawatiran akan potensi penyalahgunaan dan menimbulkan kontroversi di tingkat internasional. Oleh karena itu, pemerintah Nauru menegaskan proses seleksi yang ketat, menolak aplikasi dari individu dengan catatan kriminal atau berasal dari negara-negara berisiko tinggi menurut PBB, seperti Rusia dan Korea Utara. Kerjasama dengan Bank Dunia dan organisasi internasional lainnya juga dijalin untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas program ini.
Presiden Nauru, David Adeang, dalam pernyataannya kepada CNN, menekankan urgensi langkah ini. Menurutnya, sementara dunia masih berdebat tentang perubahan iklim, Nauru harus mengambil tindakan nyata untuk mengamankan masa depannya. Program ini, meskipun kontroversial, menunjukkan bagaimana negara-negara kecil dan rentan berusaha beradaptasi dan bertahan hidup di tengah dampak perubahan iklim yang semakin terasa. Strategi ini memberikan pelajaran berharga bagi negara-negara lain yang menghadapi tantangan serupa, menunjukkan perlunya inovasi dan pendekatan yang berani untuk mengatasi ancaman lingkungan yang semakin kompleks. Perlu diperhatikan bahwa keberhasilan program ini akan bergantung pada kemampuan pemerintah Nauru dalam mengelola dana yang diperoleh dan memastikan transparansi serta akuntabilitas dalam implementasinya.
Tantangan yang dihadapi Nauru meliputi:
- Kenaikan permukaan laut
- Erosi pantai
- Badai yang semakin parah
- Habisnya cadangan fosfat
- Krisis ekonomi
Langkah-langkah yang diambil Nauru meliputi:
- Program golden passport
- Relokasi penduduk
- Kerjasama dengan Bank Dunia dan organisasi internasional
- Seleksi calon penerima paspor yang ketat