Anjuran Membaca Doa Qunut Witir di Akhir Ramadan: Tinjauan Hadis dan Pendapat Ulama
Anjuran Membaca Doa Qunut Witir di Akhir Ramadan: Tinjauan Hadis dan Pendapat Ulama
Ramadan 1446 H/2025 M, yang jatuh pada 1 Maret 2025, menandai datangnya bulan suci bagi umat Islam. Di tengah berbagai amalan sunnah yang dianjurkan, membaca doa qunut witir pada separuh akhir Ramadan menjadi perhatian khusus, khususnya bagi penganut mazhab Syafi'i. Anjuran ini bersumber pada beberapa riwayat hadis dan pendapat ulama, yang perlu dipahami secara komprehensif untuk menghindari kesalahpahaman.
Salah satu riwayat yang menjadi landasan anjuran tersebut berasal dari kitab Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq. Kitab ini menukil riwayat dari Abu Dawud yang menceritakan bagaimana Umar bin Khaththab RA, bersama kaum muslimin yang dipimpin Ubay bin Ka'ab, melaksanakan salat witir selama 20 malam tanpa qunut, kecuali di separuh akhir Ramadan. Perbedaan praktik ini menunjukkan adanya penekanan khusus pada bagian akhir Ramadan dalam pelaksanaan doa qunut witir. Penjelasan lain datang dari riwayat Muhammad bin Nashr yang menanyakan kepada Sa'ad bin Jubair mengenai praktik doa qunut. Sa'ad bin Jubair menjelaskan bahwa Umar bin Khaththab RA pernah membaca doa qunut di akhir Ramadan untuk mendoakan pasukan muslim yang tengah menghadapi kesulitan, menunjukkan doa ini sebagai bentuk permohonan pertolongan dan keberkahan.
Adapun bacaan doa qunut witir yang umum dikenal adalah sebagai berikut:
اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِي فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّيْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِيْ، وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وََلَا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ، وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ
Artinya: "Ya Allah, berilah aku petunjuk bersama orang-orang yang Engkau beri petunjuk. Selamatkanlah aku bersama orang-orang yang Engkau selamatkan. Bimbinglah aku bersama orang-orang yang Engkau bimbing. Berikanlah keberkahan dalam karunia yang Engkau berikan kepadaku. Peliharalah aku dari keputusan-Mu yang buruk. Sesungguhnya Engkau yang menghakimi, dan tidak ada seorang pun yang menghakimi-Mu. Sesungguhnya orang yang Engkau tolong tidak akan menjadi hina. Orang yang Engkau musuhi tidak akan menjadi mulia. Mahasuci dan Mahatinggi Engkau, wahai Tuhan kami. Semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmat kepada Nabi Muhammad."
Hadis ini diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnad Ahmad dan para pengarang kitab Sunan. At-Tirmidzi menilai hadits ini sebagai hadits hasan (baik), bahkan menyatakan tidak ada hadits doa qunut yang lebih baik. Imam an-Nawawi menilai sanad hadits ini shahih, sementara Ibnu Hazm, meskipun meragukan kekuatan hadis sebagai hujjah, tetap menganggapnya sebagai rujukan terbaik mengingat minimnya hadis lain tentang doa qunut.
Selain itu, terdapat juga riwayat lain yang menyebutkan doa qunut dengan tambahan laknat terhadap orang-orang kafir, sholawat kepada Nabi SAW, dan doa kebaikan bagi kaum muslim. Doa ini, sebagaimana dijelaskan dalam buku Sudah Benarkah Sholat Kita karya Arif Fathul Ulum bin Ahmad Saifullah, dibaca pada pertengahan kedua bulan Ramadan. Riwayat ini memperkaya pemahaman kita mengenai variasi doa qunut yang dibaca pada masa sahabat.
Waktu membaca doa qunut sendiri, berdasarkan riwayat Humaid dan Anas RA, dapat dilakukan sebelum atau sesudah rukuk dalam salat witir. Hadits ini dinilai shahih oleh al-Albani dan sanadnya kuat menurut Ibnu Hajar al-Asqalani. Dengan demikian, umat Islam memiliki fleksibilitas dalam memilih waktu yang tepat untuk membacanya.
Berdasarkan kalender pemerintah, pertengahan akhir Ramadan 1446 H jatuh pada Sabtu, 15 Maret 2025. Mulai malam ini, umat Islam yang menganut mazhab Syafi'i dianjurkan untuk melaksanakan doa qunut witir sebagai bagian dari ibadah di bulan suci Ramadan.