Atta Halilintar Resmikan Masjid Kelima, Wujud Bakti dan Cita-cita Berkelanjutan
Atta Halilintar Resmikan Masjid Kelima di Purwakarta
Di tengah ramainya bulan Ramadan, Atta Halilintar, selebriti ternama Tanah Air, kembali menorehkan prestasi filantropis yang patut diapresiasi. Ia baru saja meresmikan masjid kelima miliknya, berlokasi di Purwakarta, Jawa Barat. Peresmian yang dilakukan beberapa waktu lalu ini menambah panjang daftar amal kebaikan yang telah ia laksanakan. Hal ini diungkapkan Atta Halilintar kepada awak media di Jakarta Selatan. Bagi Atta, pembangunan masjid ini bukan sekadar proyek konstruksi, melainkan wujud nyata dari komitmennya dalam beribadah dan berbagi kepada sesama.
Lebih lanjut, Atta menjelaskan bahwa pembangunan masjid di Purwakarta merupakan bagian dari rencana jangka panjangnya. Ia memiliki target pribadi untuk membangun masjid-masjid di berbagai lokasi, sebagai amal jariyah yang akan terus memberikan manfaat bagi umat muslim di masa mendatang. Pemilihan lokasi Purwakarta, menurut Atta, didasari pada petunjuk ilahi dan juga atas dasar kebutuhan masyarakat setempat akan fasilitas ibadah yang memadai. Sebelumnya, Atta telah membangun masjid di Tasikmalaya dan Cianjur, Jawa Barat, yang juga telah beroperasi dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.
"Ini merupakan sebuah pencapaian yang sangat berarti bagi saya," ungkap Atta, sembari menambahkan bahwa peresmian masjid kelima di bulan Ramadan semakin menambah kebahagiaannya. Baginya, momentum Ramadan menjadi waktu yang tepat untuk berbagi dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ia juga menambahkan, bahwa membangun masjid bukan hanya sekadar ibadah, tetapi juga sebuah investasi akhirat yang bernilai tinggi.
Target Berkelanjutan dan Komitmen Pribadi
Atta Halilintar menekankan bahwa pembangunan masjid kelima ini bukanlah akhir dari perjalanannya. Ia bertekad untuk terus membangun masjid-masjid lainnya di masa mendatang. Targetnya, jika Tuhan mengizinkan, ia berharap dapat meresmikan satu masjid baru setiap tahunnya. Keinginan mulia tersebut mencerminkan komitmennya dalam memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan umat Islam secara luas. Hal ini juga merupakan bentuk dari tanggung jawab sosial yang ia emban sebagai seorang figur publik yang memiliki pengaruh besar.
"Semoga tahun depan, kalau Tuhan mengijinkan, saya bisa membangun masjid lagi. Doa saya semoga rencana ini berjalan lancar," ujar Atta, yang juga merupakan seorang ayah dari dua anak. Ia pun menanggapi santai berbagai komentar negatif yang muncul di media sosial. Atta menegaskan bahwa ia tidak terpengaruh oleh komentar miring tersebut, karena baginya yang terpenting adalah niat tulus dan ridho dari Allah SWT.
Perencanaan dan Strategi Pembangunan
Atta Halilintar mengungkapkan bahwa proses pembangunan masjid ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari tim arsitek, kontraktor, hingga relawan masyarakat setempat. Ia juga menekankan pentingnya perencanaan yang matang dan transparansi dalam pengelolaan dana pembangunan. Proses pencarian lahan, perizinan, hingga konstruksi semuanya dilakukan secara terencana dan profesional. Atta berharap, ke depannya, ia dapat mengembangkan program CSR (Corporate Social Responsibility) untuk mendukung pembangunan masjid-masjid yang akan datang.
Proses pencarian lokasi juga melibatkan survei dan kajian kebutuhan masyarakat setempat. Hal ini memastikan bahwa masjid yang dibangun benar-benar bermanfaat dan dibutuhkan oleh masyarakat sekitar. Atta berharap, masjid-masjid yang dibangunnya dapat menjadi pusat kegiatan keagamaan dan pusat kegiatan sosial kemasyarakatan yang positif.
Rencana ke depan meliputi:
- Mencari lokasi lahan untuk masjid keenam pada tahun 2026.
- Mempersiapkan dana dan sumber daya untuk pembangunan masjid.
- Membangun kerjasama dengan berbagai pihak untuk mendukung kelancaran program.
- Melanjutkan komitmen untuk membangun masjid setiap tahunnya.
Semoga ke depannya, langkah positif yang dilakukan oleh Atta Halilintar ini dapat menginspirasi lebih banyak lagi individu dan komunitas untuk turut serta dalam pembangunan sarana ibadah dan kegiatan sosial kemasyarakatan di Indonesia.