Normalisasi Sungai Citanduy Dipercepat, Banjir di Tasikmalaya Surut Lebih Cepat
Normalisasi Sungai Citanduy Dipercepat, Banjir di Tasikmalaya Surut Lebih Cepat
Banjir tahunan yang melanda Desa Tanjungkerta, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, surut lebih cepat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dikonfirmasi oleh Bupati Tasikmalaya, Ade Sugianto, yang langsung meninjau lokasi banjir pada Jumat, 14 Maret 2025. Menurut Bupati, ratusan pengungsi yang sempat mengungsi di delapan madrasah dan masjid di empat kampung telah kembali ke rumah masing-masing pada petang hari, setelah air mulai surut. Kecepatan surutnya banjir ini, menurut Bupati, merupakan yang tercepat dalam beberapa tahun terakhir.
Keberhasilan percepatan surutnya banjir ini dikaitkan dengan upaya normalisasi anak Sungai Citanduy yang dilakukan secara kolaboratif oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR RI. Pemkab Tasikmalaya telah berulang kali mengajukan proposal normalisasi Sungai Cikidang dan Citanduy, yang selama ini mengalami pendangkalan dan menjadi penyebab utama banjir musiman di desa tersebut. Meskipun normalisasi baru mencapai sekitar 4,5 kilometer, dampak positifnya sudah terlihat jelas pada peristiwa banjir kali ini. Bupati Ade menekankan bahwa meskipun intensitas hujan tinggi, normalisasi sungai terbukti mampu mengurangi dampak banjir secara signifikan.
Meskipun surut lebih cepat, dampak banjir tetap signifikan. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, sebanyak 3.963 warga di empat kampung Desa Tanjungkerta terdampak banjir. Kampung Bojongsoban menjadi lokasi terparah dengan 1.986 jiwa terdampak dan 486 rumah terendam. Total rumah yang terendam mencapai 906 unit, dan meskipun air telah surut, banyak rumah masih belum bisa dihuni karena masih tergenang dan penuh lumpur. BPBD, Tagana, TNI-Polri, dan warga setempat bahu-membahu membersihkan sisa genangan air dan lumpur dari rumah-rumah warga.
Sebagai respons atas keberhasilan tahap awal normalisasi, Pemkab Tasikmalaya berkoordinasi dengan BBWS Citanduy Kementerian PUPR untuk memperpanjang proyek normalisasi hingga ke muara sungai. Hal ini diharapkan dapat lebih efektif mencegah banjir di masa mendatang. Petugas Satker BBWS Citanduy, Andi Widyanto, membenarkan bahwa perpanjangan normalisasi Sungai Citanduy menjadi prioritas utama Kementerian PUPR untuk mencegah banjir di Sukaresik. Ia menambahkan bahwa upaya ini terbukti efektif dan akan diperpanjang untuk hasil yang lebih optimal.
Bupati Ade juga menyampaikan rasa syukur atas kerjasama berbagai pihak, termasuk BPBD, Tagana, Polri-TNI, dan relawan dalam proses evakuasi dan penyaluran bantuan kepada korban banjir. Bantuan kebutuhan dasar telah disalurkan langsung ke rumah-rumah warga yang terdampak. Kepala Desa Tanjungsari, Amas, juga mengkonfirmasi bahwa semua pengungsi telah kembali ke rumah masing-masing pada Jumat petang setelah banjir surut lebih cepat dari perkiraan. Meskipun banjir tahun ini tercatat sebagai yang terbesar, kecepatan surutnya banjir menjadi poin penting dalam mitigasi bencana di masa depan.
Daftar Titik Pengungsian:
- Madrasah X (Kampung Mekarsari)
- Madrasah Y (Kampung Cicalung)
- Masjid A (Kampung Bojong Soban)
- Masjid B (Kampung Hegarsari)
- ...(dan empat lokasi lainnya)
Proses pemulihan pasca banjir masih terus berlanjut, dengan fokus utama pada pembersihan rumah dan pemulihan kehidupan warga terdampak. Keberhasilan percepatan surut banjir ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran dan acuan dalam strategi penanggulangan banjir di masa mendatang.