Kematian Bintang Mukbang Turki: Tragedi di Balik Sensasi Konsumsi Berlebihan
Kematian Bintang Mukbang Turki: Tragedi di Balik Sensasi Konsumsi Berlebihan
Dunia maya kembali berduka. Efecan Kultur, bintang mukbang asal Turki yang dikenal lewat konten konsumsi makanan dalam porsi besar di YouTube, meninggal dunia pada usia 24 tahun. Kematian Efecan menyoroti dampak buruk dari tren mukbang yang semakin marak dan mengkhawatirkan, khususnya terkait kesehatan. Pria muda ini, yang selama ini menghibur jutaan penonton dengan aksi makannya yang ekstrem, akhirnya menjadi korban dari kebiasaan tersebut. Kematiannya bukan sekadar kehilangan seorang figur publik, melainkan juga peringatan keras tentang bahaya mengutamakan konten di atas kesehatan.
Sepanjang kariernya, Efecan terkenal dengan kemampuannya melahap berbagai jenis makanan dalam jumlah yang sangat banyak. Demi meningkatkan jumlah penonton dan mempertahankan popularitas di platform YouTube, ia terus-menerus melakukan siaran langsung mukbang, tanpa mengindahkan dampaknya pada kesehatannya. Berat badan Efecan pun terus meroket hingga mencapai angka di atas 100 kilogram, membuatnya kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari, bahkan sekadar bangun dari tempat tidur. Kondisi ini semakin diperparah dengan kurangnya kesadaran akan kesehatan dan terus menerus melakukan aktivitas mukbang meski sudah merasakan dampak negatifnya secara fisik.
Khawatir akan kondisi Efecan yang semakin memburuk, penggemar dan netizen di TikTok mulai menyuarakan keprihatinan mereka. Namun, Efecan tetap melanjutkan siaran langsung mukbangnya, seakan mengabaikan peringatan akan bahaya yang mengintainya. Kondisi kesehatan Efecan memburuk hingga ia harus menjalani perawatan di rumah sakit selama tiga bulan sebelum akhirnya meninggal dunia pada 7 Maret lalu, karena penyakit yang dipicu obesitas. Foto terakhir yang diunggah Efecan sebelum masuk rumah sakit memperlihatkan kondisinya yang memprihatinkan, dengan bantuan perawat dan ibunya. Matanya tampak sulit terbuka karena efek penumpukan lemak di wajahnya.
Kematian Efecan bukan hanya menjadi duka bagi keluarga dan penggemarnya, tetapi juga menarik perhatian pemerintah Turki. Pemerintah melihat kejadian ini sebagai peringatan serius atas bahaya tren mukbang yang dapat membahayakan, khususnya bagi kaum muda. Sebagai respons, Presiden Erdogan tengah berupaya merumuskan undang-undang yang akan membatasi penggunaan media sosial untuk anak di bawah 16 tahun. Langkah ini diharapkan dapat mencegah anak-anak dan remaja terpapar konten-konten yang berpotensi membahayakan kesehatan mereka, seperti tren mukbang yang ekstrem.
Kisah Efecan menjadi pengingat penting tentang pentingnya keseimbangan antara popularitas di dunia digital dan kesehatan fisik. Tren mukbang yang menawarkan popularitas dan penghasilan besar, ternyata menyimpan risiko kesehatan yang sangat serius. Kematian Efecan harus menjadi pembelajaran bagi semua pihak, terutama bagi para kreator konten, untuk lebih bijak dalam memprioritaskan kesehatan dan tidak mengorbankan keselamatan diri demi mengejar popularitas di dunia maya. Semoga kepergiannya menjadi pelajaran berharga bagi generasi muda agar lebih bijak dalam menghadapi perkembangan teknologi dan tren di media sosial.
- Video mukbang terakhir Efecan diunggah sekitar delapan bulan sebelum kematiannya, di mana ia mengaku tengah menjalani diet pengurangan garam.
- Kematian Efecan dikabarkan oleh situs Turkiye Today.
- Efecan Kultur berasal dari Turki dan berusia 24 tahun saat meninggal dunia.