Doppaland: Petualangan Eldar dan Elnur Mengungkap Kekayaan Budaya Uighur

Doppaland: Sebuah Petualangan yang Mengajak Eksplorasi Budaya Uighur

Buku anak berjudul Doppaland, karya Guzelya Marisova, telah resmi diluncurkan di Gramedia Grand Indonesia. Buku ini melanjutkan petualangan Eldar dan Elnur, dua tokoh yang sebelumnya telah memikat pembaca dalam karya-karya Guzelya. Kali ini, petualangan mereka berpusat pada sepasang doppa, topi tradisional Uighur yang memikat, berfungsi sebagai gerbang menuju dunia magis Doppaland.

Doppa, yang digambarkan Guzelya sebagai simbol warisan budaya Uighur—tak berbeda dengan peci di Indonesia—bukan sekadar aksesori kepala. Ia merupakan elemen kunci yang membawa Eldar dan Elnur ke sebuah negeri fantasi yang sarat dengan keindahan alam, kekayaan sejarah, dan keunikan tradisi Uighur. Guzelya, seorang keturunan Uighur-Prancis yang tumbuh di Kazakhstan, mengungkapkan inspirasi di balik cerita ini: keinginan untuk memperkenalkan budaya Uighur kepada khalayak yang lebih luas. Ia menekankan bahwa Doppaland bukan sekadar kisah sejarah leluhur, melainkan perayaan keindahan alam dan kekayaan budaya Uighur yang seringkali kurang dikenal.

Riset Mendalam dan Kolaborasi yang Memukau

Doppaland bukanlah sekadar buah imajinasi. Guzelya telah melakukan riset ekstensif selama bertahun-tahun untuk memastikan akurasi dan kekayaan detail budaya Uighur dalam buku ini. Pengalaman pribadinya sebagai seorang keturunan Uighur yang tumbuh di tengah budaya yang berbeda, memberikan dimensi otentik pada cerita. Buku ini juga merupakan bukti komitmen Guzelya untuk mengangkat isu-isu budaya yang kurang terekspos. Doppaland terbit setelah kesuksesan buku pertamanya, The Story of the Stolen Homes, yang mengisahkan tentang anak-anak di Palestina, dan diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Zaskia Adya Mecca.

Kolaborasi dalam proses pembuatan buku ini juga patut diapresiasi. Zaskia Adya Mecca kembali dipercaya sebagai penerjemah untuk edisi Bahasa Indonesia Doppaland, menunjukkan kepercayaan Guzelya pada kemampuan dan profesionalitas Zaskia. Sementara itu, ilustrasi-ilustrasi memukau yang menghidupkan dunia Doppaland adalah hasil karya Agia Putri dari Bandung. Sentuhan artistik Agia berhasil menerjemahkan keindahan budaya Uighur ke dalam visual yang memikat dan menambah nilai estetika buku ini.

Lebih dari Sekadar Buku Anak

Doppaland lebih dari sekadar buku petualangan anak-anak biasa. Ia merupakan jendela yang membuka pandangan pembaca muda terhadap keindahan dan kekayaan budaya Uighur. Melalui petualangan Eldar dan Elnur, pembaca diajak untuk menghargai keberagaman budaya dan menjelajahi dunia yang penuh warna di luar imajinasi mereka. Buku ini juga mencerminkan komitmen Guzelya dalam memperkenalkan budaya Uighur melalui medium yang menarik dan mudah diakses, khususnya bagi anak-anak.

Peluncuran Doppaland menandai sebuah langkah penting dalam upaya pelestarian dan penyebaran budaya Uighur. Buku ini bukan hanya menghibur, tetapi juga mendidik dan menginspirasi, mengajak pembaca muda untuk menghargai kekayaan budaya dunia yang beragam. Dengan alur cerita yang menarik dan ilustrasi yang indah, Doppaland berpotensi menjadi bacaan favorit anak-anak serta menjadi jembatan bagi generasi muda untuk mengenal dan mencintai budaya Uighur.