Erick Thohir Jelaskan Alasan Penunjukan Ifan Seventeen sebagai Dirut PFN di Tengah Kritik

Erick Thohir Jelaskan Alasan Penunjukan Ifan Seventeen sebagai Dirut PFN di Tengah Kritik

Penunjukan Riefian Fajarsyah, vokalis Seventeen yang lebih dikenal sebagai Ifan Seventeen, sebagai Direktur Utama (Dirut) PT Produksi Film Negara (Persero) atau PFN, telah menimbulkan gelombang kritik dari berbagai kalangan, terutama para sineas Tanah Air. Kritik tersebut sebagian besar berpusat pada latar belakang Ifan sebagai musisi, bukan profesional di industri perfilman. Menanggapi kontroversi ini, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, memberikan klarifikasi dan menjelaskan strategi di balik keputusan tersebut. Ia menekankan bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari rencana yang lebih besar, yaitu konsolidasi aset-aset negara di bidang kreatif.

Menurut Erick Thohir, langkah strategis ini tidak hanya berfokus pada sektor perfilman semata. Pemerintah, melalui Kementerian BUMN, memiliki visi yang lebih luas untuk mengintegrasikan berbagai entitas negara di bidang kreatif, termasuk sektor musik dan penerbitan. Sebagai contoh, Erick Thohir menyebutkan Lokananta, studio musik tertua di Indonesia, dan Balai Pustaka, BUMN yang bergerak di industri kreatif dengan portofolio yang beragam, mulai dari film hingga game digital. Ketiga entitas tersebut, yakni PFN, Lokananta, dan Balai Pustaka, diyakini memiliki potensi sinergi yang besar untuk memperkuat industri kreatif nasional.

"Langkah ini merupakan bagian dari rencana jangka panjang untuk mengkonsolidasikan aset-aset negara di bidang kreatif," ujar Erick Thohir. "Kami melihat potensi sinergi yang luar biasa antara PFN, Lokananta, dan Balai Pustaka. Dengan menggabungkan kekuatan mereka, kami berharap dapat menciptakan ekosistem industri kreatif yang lebih kuat dan berdaya saing." Ia menambahkan bahwa penunjukan Ifan Seventeen sebagai Dirut PFN merupakan tahap awal dari rencana besar ini. Proses integrasi dan konsolidasi masih berjalan, termasuk pembentukan tim manajemen yang efektif dan optimalisasi aset yang dimiliki.

Erick Thohir juga meminta kesabaran publik untuk menunggu proses tersebut berjalan secara matang. "Ini baru tahap awal, masih banyak hal yang perlu dikerjakan," katanya. "Kami mohon kesabaran dan dukungan dari seluruh pihak untuk kesuksesan program konsolidasi ini." Ia menegaskan bahwa keputusan penunjukan Ifan Seventeen telah melalui pertimbangan yang matang dan sejalan dengan visi jangka panjang Kementerian BUMN dalam mengembangkan industri kreatif nasional.

Meskipun kontroversi masih bergulir, pemerintah optimistis bahwa konsolidasi aset-aset negara di bidang kreatif akan memberikan dampak positif bagi perkembangan industri kreatif Indonesia. Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing produk-produk Indonesia di kancah internasional dan membuka peluang kerja baru bagi para kreator di Tanah Air. Lebih lanjut, Erick Thohir menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi antara berbagai pihak untuk mencapai tujuan tersebut. Pemerintah terbuka terhadap masukan dan kritik konstruktif untuk memastikan keberhasilan program ini.

Berikut poin penting terkait rencana konsolidasi BUMN di bidang kreatif:

  • Integrasi PFN, Lokananta, dan Balai Pustaka untuk menciptakan sinergi dan efisiensi.
  • Pembentukan ekosistem industri kreatif yang kuat dan berdaya saing.
  • Pengembangan industri kreatif nasional untuk meningkatkan daya saing di pasar internasional.
  • Pembukaan peluang kerja baru bagi para kreator Indonesia.
  • Penunjukan Ifan Seventeen sebagai Dirut PFN merupakan tahap awal dari rencana jangka panjang.