Komunitas Pecinta Satwa Probolinggo Edukasi Masyarakat Sembari Ngabuburit

Komunitas Pecinta Satwa Probolinggo Edukasi Masyarakat Sembari Ngabuburit

Menjelang waktu berbuka puasa di bulan Ramadan 1444 H, sejumlah komunitas pecinta satwa di Kota Probolinggo menyisihkan waktu untuk kegiatan edukasi sekaligus mempererat silaturahmi. Bertempat di area Pujasera Glaser Kota Probolinggo pada Jumat (14/3/2025), anggota Animal Lovers Probolinggo menggelar acara ngabuburit yang tak biasa. Acara ini bukan sekadar menunggu waktu berbuka, melainkan menjadi wadah edukasi dan sosialisasi pentingnya perlindungan hewan kepada masyarakat luas.

Berbagai jenis satwa jinak turut meramaikan acara tersebut. Mulai dari ular, berang-berang, musang, iguana, hingga biawak, semua dipamerkan dengan aman dan terkendali. Kehadiran satwa-satwa ini menarik perhatian warga yang tengah menunggu adzan Maghrib. Anak-anak tampak antusias mendekati dan membelai hewan-hewan tersebut, menciptakan interaksi positif antara manusia dan satwa. Kehadiran hewan-hewan tersebut juga menjadi media edukasi yang efektif, memperkenalkan keanekaragaman satwa dan membantah mitos-mitos negatif yang beredar di masyarakat.

Salah satu anggota Animal Lovers Probolinggo, Hellen, berbagi pengalamannya memelihara berang-berang. Meskipun berang-berang memiliki gigi taring yang terlihat menakutkan, Hellen menjelaskan bahwa hewan tersebut jinak dan mudah dirawat jika dirawat sejak masih kecil. "Berang-berang saya masih berusia 4 bulan," ujarnya. "Saya memberi makan kepala ikan, ayam, dan ikan lele. Ia dirawat di kandang yang dilengkapi dengan bak air untuk mandi dan bermain." Kisah Hellen ini menjadi contoh nyata bagaimana perawatan yang tepat dapat mengubah persepsi masyarakat terhadap satwa yang sering dianggap berbahaya.

Ribut Haidi, wakil ketua Animal Lovers Probolinggo, menjelaskan bahwa kegiatan ini memiliki tujuan ganda. Selain sebagai ajang silaturahmi antar anggota komunitas, acara ini juga bertujuan untuk mensosialisasikan pentingnya mencintai dan melindungi hewan. "Kita rutin bertemu setiap Minggu," kata Ribut. "Pekan depan, kami berencana membagikan takjil di pertigaan Ketapang, Kecamatan Kademangan." Ribut juga menyoroti pentingnya edukasi kepada masyarakat mengenai perlakuan terhadap satwa. "Banyak musang dan biawak dibunuh untuk dimakan. Kita ingin mengedukasi masyarakat bahwa hewan perlu dilindungi, dipelihara, dan disayangi, bukan dibunuh." Ia menambahkan bahwa tidak semua ular berbisa, sehingga penting untuk membedakan dan memahami karakteristik masing-masing spesies.

Kegiatan ngabuburit edukatif ini mendapat sambutan positif dari warga. Acara ini berhasil mendekatkan komunitas pecinta satwa dengan masyarakat, sekaligus memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai pentingnya konservasi dan perlindungan hewan. Dengan pendekatan yang ramah dan interaktif, Animal Lovers Probolinggo berhasil menanamkan kesadaran akan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem dan menghormati keberadaan satwa liar di sekitar kita. Semoga kegiatan serupa dapat terus dilakukan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap satwa dan lingkungan.