Banjir di Villa Nusa Indah 2 Surut, Warga Bersihkan Lumpur Pasca Banjir Besar
Banjir di Villa Nusa Indah 2 Surut, Warga Bersihkan Lumpur Pasca Banjir Besar
Banjir yang menggenangi Perumahan Villa Nusa Indah 2, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, telah surut pada Selasa (4 Maret 2025) siang. Setelah hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak Senin malam hingga Selasa dini hari (3-4 Maret 2025), air yang sebelumnya menggenangi permukiman tersebut kini mulai surut, menyisakan lumpur tebal di rumah-rumah warga. Salah seorang warga, Bagir (30), menjelaskan bahwa air sempat mencapai ketinggian sepinggang di dalam rumahnya, namun telah surut sekitar pukul 09.00 WIB.
Meskipun genangan air telah surut, warga kini menghadapi tantangan baru: membersihkan lapisan lumpur tebal yang tertinggal. Bagir dan keluarganya, seperti banyak warga lainnya, saat ini tengah sibuk membersihkan rumahnya dari sisa-sisa banjir. Aktivitas pembersihan lumpur ini menjadi pekerjaan berat pasca bencana alam yang cukup dahsyat tersebut. Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi.
Bencana banjir yang melanda Villa Nusa Indah 2 merupakan bagian dari banjir besar yang melanda sejumlah wilayah di Bekasi, termasuk Pondok Gede Permai (PGP) dan Jatiasih. Luapan air sungai, terutama Kali Cikeas, menjadi faktor utama yang memperparah situasi. Di beberapa wilayah, ketinggian air dilaporkan mencapai lebih dari dua meter, bahkan di beberapa titik telah merendam atap rumah warga. Keadaan ini memaksa beberapa warga Perumahan Villa Jatirasa di Jatiasih untuk dievakuasi, sementara sebagian warga di perumahan yang memiliki rumah bertingkat memilih untuk mengungsi ke lantai atas.
Di Perumahan Villa Nusa Indah 2, evakuasi warga dilakukan pada Selasa dini hari menggunakan perahu karet karena derasnya arus air. Kondisi serupa juga dialami warga di Perumahan Pondok Gede Permai, di mana ketinggian air mencapai lantai satu rumah tingkat atau lebih dari dua meter. Kejadian ini menyoroti kerentanan permukiman di daerah tersebut terhadap banjir dan pentingnya infrastruktur penanggulangan bencana yang memadai. Pemerintah daerah diharapkan dapat memberikan bantuan dan dukungan yang diperlukan bagi warga yang terdampak bencana ini, baik dalam hal pembersihan lumpur maupun pemulihan kehidupan mereka.
Proses pembersihan lumpur yang memakan waktu dan tenaga ini menjadi bukti nyata dampak jangka panjang dari bencana banjir. Selain kerugian materiil, warga juga mengalami trauma dan kehilangan yang perlu mendapatkan perhatian dan dukungan psikososial. Peristiwa ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana serupa di masa mendatang, termasuk perbaikan infrastruktur dan sistem peringatan dini yang lebih efektif.