Perseteruan Hak Cipta Musik: Kevin Aprilio Ajak Semua Pihak Berdamai
Perseteruan Hak Cipta Musik: Kevin Aprilio Ajak Semua Pihak Berdamai
Tengah marak perdebatan sengit antara pencipta lagu dan penyanyi terkait Undang-Undang Hak Cipta dan Royalti, musisi Kevin Aprilio menyerukan pentingnya penyelesaian damai. Pernyataan ini disampaikannya saat menjadi bintang tamu dalam program televisi Pagi Pagi Ambyar pada Kamis, 13 Maret 2025. Ia menyoroti konflik yang terjadi antara dua organisasi musik besar, Asosiasi Komposer Seluruh Indonesia (AKSI) dan Vibrasi Suara Indonesia (VISI), yang memiliki pandangan berbeda mengenai pengelolaan hak cipta dan royalti.
Kevin Aprilio, yang juga dikenal sebagai pentolan grup band Vierra, menekankan pentingnya saling menghargai di antara sesama musisi. Pengalamannya selama 15 tahun berkarier di industri musik telah mengajarkannya arti penting komunikasi dan kolaborasi dalam membangun hubungan yang harmonis. "Sekarang lagi banyak ribut antara pencipta sama penyanyi," ujarnya, "… kita berusaha untuk sama anak-anak Vierra, permasalahan mereka intinya kita hormati, semoga bisa damai." Ia menyamakan dinamika internal sebuah band dengan sebuah hubungan pernikahan, di mana saling mendengarkan dan memahami menjadi kunci keberlangsungannya.
Konflik antara AKSI dan VISI muncul dari perbedaan pandangan dalam pengelolaan royalti. AKSI, di bawah kepemimpinan Piyu (Padi Reborn) dengan Ahmad Dhani (Dewa 19) sebagai dewan penasehat, menganggap perlu adanya direct license kepada penyanyi, mempertanyakan efektivitas Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) dalam mendistribusikan royalti kepada pencipta lagu. Beberapa musisi ternama telah bergabung dengan AKSI dan menerapkan sistem direct license ini, termasuk Ahmad Dhani, Anji, dan Ari Lasso.
Di sisi lain, VISI, yang dipelopori oleh Armand Maulana dan sejumlah musisi lainnya, telah mengajukan uji materi ke Mahkamah Konstitusi terkait regulasi pembayaran hak cipta dan persentase royalti bagi pencipta lagu. Mereka mempertanyakan beberapa poin penting dalam regulasi yang berlaku, khususnya mengenai transparansi dan keadilan dalam pembagian royalti.
Kevin Aprilio, yang juga dikenal sebagai seorang produser musik yang telah membina sejumlah musisi muda melalui Aprilio Story, Kevin and the Red Rose, dan Aprilio Kingdom (yang menaungi Princess, Volts Band, dan Vierra), memberikan pandangannya terkait keberhasilannya dalam industri musik. Ia menekankan pentingnya beradaptasi dengan perubahan tren pasar dan tetap mempertahankan identitas musiknya sendiri. Meskipun ia tidak menganggap dirinya sebagai seorang pakar, ia menganjurkan para musisi muda untuk berani mengeksplorasi dan menjadi diri sendiri.
Pernyataan Kevin Aprilio ini menjadi sebuah ajakan bagi semua pihak yang terlibat dalam perseteruan hak cipta musik untuk mengedepankan dialog dan mencari solusi damai. Semoga konflik yang terjadi dapat diselesaikan dengan bijak, demi kemajuan industri musik Indonesia secara keseluruhan. Perlu diingat bahwa kolaborasi dan saling menghargai antar pelaku industri musik sangat krusial untuk menciptakan ekosistem musik yang sehat dan berkelanjutan.