Masjid Indonesia Tokyo: Jembatan Silaturahmi Antarbudaya di Bulan Ramadan

Masjid Indonesia Tokyo: Jembatan Silaturahmi Antarbudaya di Bulan Ramadan

Ramadan 2025 di Tokyo menyajikan pemandangan unik dan menginspirasi di Masjid Indonesia. Bukan hanya jamaah Muslim Indonesia yang meramaikan kegiatan ibadah selama bulan suci, tetapi juga partisipasi aktif dari warga negara asing, termasuk warga Jepang, Turki, dan Mesir yang turut serta dalam kegiatan buka puasa bersama. Fenomena ini mencerminkan peran Masjid Indonesia Tokyo sebagai pusat komunitas muslim sekaligus wadah interaksi antarbudaya yang inklusif. Hal ini diungkapkan oleh Febry Wibowo, Ketua Panitia Ramadhan dan Idul Fitri Komite Mahasiswa Indonesia (KMII) Jepang, dalam wawancara baru-baru ini.

Salah satu program unggulan KMII selama Ramadan adalah Dakwah Nihonjin, program dakwah berbahasa Jepang yang khusus ditujukan untuk masyarakat Jepang. Program ini tidak sekadar menyampaikan ajaran Islam, tetapi juga memberikan informasi seputar kegiatan KMII selama Ramadan dan Idul Fitri, termasuk ajakan untuk berbuka puasa dan shalat berjamaah di masjid. Inisiatif ini dikoordinasikan oleh Hafiyan Prafianto dan melibatkan tim relawan yang terdiri dari Adiyudha Sadono, Abdul Karim, Alim, Fatina Maulida, Anisa Meiliani, Karim, Nurul Fajri, Indra Putranto, dan Fauzan Dzulfikry. Keberhasilan program ini menunjukkan strategi efektif dalam menjangkau komunitas lokal dengan menggunakan bahasa dan pendekatan yang relevan.

Selain Dakwah Nihonjin, KMII juga menyelenggarakan tablig akbar setiap akhir pekan selama Ramadan. Tablig akbar ini berfungsi sebagai ruang belajar agama Islam yang terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat, baik muslim, mualaf, maupun non-Muslim. Acara ini menghadirkan ustadz-ustadz terkemuka, baik dari Indonesia maupun Jepang, yang memberikan ceramah dan pemahaman Islam secara komprehensif. Kehadiran para ustadz dari Jepang menjadi salah satu poin penting, menunjukkan upaya KMII dalam mengintegrasikan pemahaman Islam dengan konteks budaya setempat.

Sebagai upaya lain untuk memperluas jangkauan dakwah, KMII juga membagikan Al-Quran versi ringkas berbahasa Jepang. Versi ringkas ini diharapkan dapat memudahkan masyarakat Jepang yang tertarik untuk mempelajari ajaran Islam. Inisiatif ini menunjukkan komitmen KMII dalam menyebarkan pemahaman Islam yang mudah diakses dan dipahami oleh masyarakat Jepang.

Kegiatan Ramadan di Masjid Indonesia Tokyo bukan hanya sekadar rangkaian ibadah, tetapi juga merupakan jembatan silaturahmi dan pemahaman antarbudaya. Partisipasi aktif berbagai komunitas, baik dari kalangan muslim maupun non-muslim, menunjukkan keberhasilan KMII dalam membangun hubungan harmonis dan saling menghormati di tengah keberagaman budaya. Kegiatan ini memberikan contoh bagaimana sebuah komunitas muslim dapat berperan aktif dalam membangun masyarakat yang inklusif dan toleran. Semoga langkah-langkah positif ini dapat menginspirasi komunitas-komunitas lain dalam menyebarkan nilai-nilai kebaikan dan perdamaian.