Misteri Kematian Ibu dan Anak di Jakarta Barat: Motif Penggandaan Uang Berujung Tragedi
Misteri Kematian Ibu dan Anak di Jakarta Barat: Motif Penggandaan Uang Berujung Tragedi
Insiden pembunuhan terhadap Tjong Sioe Lian (59) dan putrinya, Eka Serlawati (35), di Jakarta Barat, telah terungkap. Pelaku, Febri Arifin alias Jamet (31), telah ditangkap dan mengakui perbuatannya. Kronologi kejadian yang mengerikan ini mengungkap motif yang tersembunyi di balik aksi brutal tersebut. Penyelidikan intensif yang dilakukan oleh Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat, di bawah pimpinan Kombes Twedi Aditya Bennyahdi, telah menguak detail peristiwa yang menggemparkan ini.
Berdasarkan keterangan polisi, pembunuhan berawal dari janji palsu Jamet yang mengaku memiliki kemampuan supranatural. Ia memanipulasi korban dengan identitas palsu, menyamar sebagai beberapa tokoh fiktif, termasuk dukun pengganda uang bernama Krismartoyo dan Kakang, seorang perantara jodoh. Dengan tipu daya ini, Jamet berhasil mendapatkan kepercayaan Enci, yang berharap dapat menggandakan uangnya melalui ritual yang dijanjikan. Ritual tersebut direncanakan pada 1 Maret 2025, di mana Enci dan Eka, yang sedang menjalani ritual mencari jodoh di kamar mandi, menjadi target kejahatan Jamet. Kegagalan ritual penggandaan uang memicu kemarahan Enci dan ujaran makian yang menyulut emosi Jamet. Dalam sebuah serangan mendadak, Jamet menghabisi nyawa Enci. Yang lebih mengerikan, setelah membunuh Enci, Jamet menunggu selama 15 menit sambil merokok di luar rumah sebelum melanjutkan aksinya yang keji. Waktu tersebut digunakannya untuk merencanakan langkah selanjutnya guna menghilangkan jejak kejahatannya dan memastikan Eka tidak mengetahui kematian ibunya.
Setelah 15 menit berlalu, Jamet kembali masuk ke dalam rumah. Ia langsung menuju kamar mandi di mana Eka masih berada dan menyerangnya dengan sebuah besi. Korban Eka sempat berteriak minta tolong namun upaya perlawanan itu sia-sia. Untuk memastikan korban meninggal, Jamet mencekik leher Eka hingga tewas. Setelah memastikan kedua korban meninggal, Jamet berusaha menghilangkan jejak dengan membersihkan kamar mandi dan kemudian menyembunyikan jasad kedua korban di dalam sebuah toren air. Kejahatan tersebut terungkap setelah Rony, anak kedua Enci, melaporkan hilangnya kedua anggota keluarganya kepada pihak berwajib pada 6 Maret 2025. Penemuan jenazah tersebut kemudian memicu penyelidikan polisi yang akhirnya berhasil mengungkap dan menangkap pelaku.
Kasus ini menyoroti bahaya dari penipuan yang mengatasnamakan kemampuan supranatural. Jamet memanfaatkan kepercayaan korban dengan tipu daya dan identitas palsu untuk melancarkan aksinya. Kejahatan yang dilakukannya bukan hanya menghilangkan nyawa dua orang, tetapi juga melukai hati keluarga dan masyarakat yang mengetahui kekejaman tindakannya. Polisi saat ini masih terus melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengumpulkan bukti dan keterangan guna memperkuat proses hukum terhadap pelaku. Kasus ini menjadi peringatan keras bagi masyarakat agar berhati-hati terhadap modus penipuan yang memanfaatkan kepercayaan dan kerentanan korban.
Kronologi Kejadian:
- Awal Februari 2025: Jamet mulai menipu Enci dengan mengaku sebagai dukun pengganda uang.
- 1 Maret 2025: Ritual penggandaan uang dan pencarian jodoh dilakukan, berujung pembunuhan Enci.
- Setelah Pembunuhan Enci: Jamet merokok selama 15 menit sebelum membunuh Eka.
- 1 Maret 2025: Eka dibunuh oleh Jamet di kamar mandi.
- 6 Maret 2025: Jenazah Enci dan Eka ditemukan oleh Rony, anak kedua Enci.
- Setelah Penemuan Jenazah: Penyelidikan polisi dimulai dan Jamet ditangkap.
Motif:
- Penipuan dengan mengatasnamakan kemampuan supranatural.
- Keinginan untuk menggandakan uang (gagal).
- Emosi yang dipicu oleh makian Enci.