Tragedi Longsor di Bogor: Ibu Berjuang Selamatkan Bayi, Satu Jiwa Tak Tertolong

Tragedi Longsor di Bogor: Ibu Berjuang Selamatkan Bayi, Satu Jiwa Tak Tertolong

Sebuah peristiwa longsor yang tragis terjadi di Kampung Babakan Poncol, Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor pada Senin malam, 3 Maret 2025. Peristiwa yang dipicu hujan deras ini mengakibatkan runtuhnya tembok penahan tanah (TPT) setinggi lima meter, menimpa sebuah rumah dan mengakibatkan korban jiwa serta luka berat. Korban meninggal dunia adalah seorang bayi berusia 11 bulan bernama Saka, sementara ibunya, Novi (40 tahun), mengalami luka serius dan harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor.

Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin, yang langsung mengunjungi lokasi kejadian dan RSUD, mengungkapkan kesedihan mendalam atas peristiwa ini. Ia menyatakan bahwa Novi mengalami patah tulang pinggul kiri dan kanan, membuatnya tak bisa bergerak sama sekali. Lebih menyayat hati, Jenal menuturkan kesaksiannya melihat bekas tangan Novi yang berusaha merangkak di dinding, mencari pegangan untuk menyelamatkan diri dan bayinya dari reruntuhan TPT. Bayi Saka ditemukan di bawah tubuh ibunya, menjadi bukti nyata pengorbanan seorang ibu yang berusaha melindungi anaknya hingga akhir hayatnya.

Kronologi Kejadian dan Respon Pemerintah:

  • Hujan deras yang mengguyur Kota Bogor sejak Senin sore hingga malam menyebabkan tanah menjadi labil dan memicu longsornya TPT.
  • Longsor terjadi dengan cepat, menimpa rumah warga dan mengakibatkan bayi Saka meninggal dunia serta ibunya, Novi, mengalami luka berat.
  • Novi awalnya sempat tak sadarkan diri saat dilarikan ke Rumah Sakit FMC, sebelum akhirnya dirujuk ke RSUD Kota Bogor untuk mendapatkan perawatan medis yang lebih memadai.
  • Pemerintah Kota Bogor, melalui Wakil Walikota dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), langsung merespon kejadian ini dengan memberikan bantuan dan memfasilitasi perawatan medis bagi Novi.
  • Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor, Hidayatulloh, menjelaskan bahwa curah hujan yang tinggi menyebabkan pergeseran tanah dan runtuhnya TPT.

Langkah Antisipasi dan Mitigasi Bencana:

Wakil Wali Kota Jenal Mutaqin menekankan perlunya peningkatan kewaspadaan dan antisipasi terhadap potensi bencana di masa mendatang. Ia menyerukan seluruh aparat wilayah untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengajak warga yang tinggal di bantaran sungai untuk selalu siaga. Rapat koordinasi akan segera digelar bersama seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) untuk membahas langkah-langkah antisipasi dan mitigasi bencana selanjutnya. Peran serta tokoh masyarakat juga dianggap penting dalam upaya pencegahan dan penanggulangan bencana di masa mendatang.

Tragedi ini menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, khususnya di daerah rawan longsor. Semoga peristiwa ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi risiko bencana di masa mendatang.