Waspada Travel Gelap saat Mudik Lebaran 2025: Kenali Ciri-Cirinya dan Lindungi Keselamatan Anda
Waspada Travel Gelap saat Mudik Lebaran 2025: Kenali Ciri-Cirinya dan Lindungi Keselamatan Anda
Angkutan Lebaran 2025 diprediksi akan diwarnai peningkatan jumlah pengguna jasa travel gelap. Hal ini dipicu oleh penghentian program mudik gratis pemerintah, yang selama ini menjadi alternatif transportasi bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno, memprediksi lonjakan permintaan layanan travel gelap akibat tingginya biaya transportasi resmi dan terbatasnya kuota program mudik gratis yang kini dilimpahkan kepada beberapa BUMN.
"Minimnya opsi transportasi gratis dari pemerintah mendorong potensi peningkatan penggunaan travel gelap," ujar Djoko dalam keterangan tertulisnya. "Mereka menawarkan harga yang lebih murah dan praktis, sehingga menjadi daya tarik bagi masyarakat, khususnya kelompok menengah ke bawah." Kondisi ini, lanjut Djoko, berpotensi dieksploitasi oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, yang menyediakan layanan tanpa memperhatikan standar keselamatan dan kenyamanan penumpang.
Djoko menekankan pentingnya kewaspadaan bagi calon pemudik untuk menghindari travel gelap. Risiko keselamatan menjadi hal yang krusial, mengingat absennya jaminan asuransi dan perlindungan dari PT Jasa Raharja bagi penumpang travel gelap jika terjadi kecelakaan. "Kecelakaan yang melibatkan travel gelap dapat berakibat fatal, tanpa adanya jaminan santunan," tegasnya. Oleh karena itu, memahami ciri-ciri travel gelap menjadi langkah penting dalam melindungi diri.
Berikut beberapa ciri-ciri travel gelap yang perlu diwaspadai:
- Kepemilikan: Biasanya berupa kendaraan sewa bulanan, setoran harian, atau milik perorangan yang bergabung dalam paguyuban informal. Mereka beroperasi tanpa izin resmi dan tidak memenuhi kewajiban pajak sebagai perusahaan angkutan umum.
- Pemasaran: Mengandalkan pemasaran daring melalui media sosial dan komunitas online, seringkali ditandai dengan stiker khusus sebagai identitas kelompok.
- Armada: Menggunakan mobil-mobil berpelat hitam dengan kapasitas 8-20 penumpang, seperti Toyota Hiace, Toyota Innova, Isuzu Elf, Toyota Avanza, dan Daihatsu GranMax. Jenis mobil bervariasi, mulai dari bus kecil berkapasitas mesin di atas 2.000 cc hingga mobil penumpang dengan kapasitas mesin 1.000-1.500 cc.
- Operasional: Layanan umumnya terfokus pada rute jarak pendek (kurang dari 500 km) dengan durasi perjalanan 4-6 jam, meliputi rute-rute seperti Cirebon, Kuningan, Tegal, Brebes, Pemalang, Purwokerto, Solo, Banjar, dan Lampung.
- Sopir dan Kendaraan: Seringkali menggunakan sopir ‘tembak’ yang mungkin tidak memiliki SIM resmi, kendaraan tidak menjalani uji laik jalan (KIR), dan tanpa asuransi jiwa dari PT Jasa Raharja.
Djoko menambahkan, pemilik kendaraan seringkali hanya menyerahkan kendaraannya kepada oknum pengelola tanpa pengawasan yang memadai. Kondisi ini semakin mempertinggi risiko bagi para penumpang. Oleh karena itu, disarankan untuk selalu memilih moda transportasi resmi dan terpercaya untuk memastikan keamanan dan kenyamanan perjalanan mudik Lebaran 2025.
Pemerintah dan pihak terkait perlu meningkatkan pengawasan dan penindakan terhadap travel gelap untuk mencegah kecelakaan dan melindungi hak-hak konsumen. Peningkatan edukasi publik mengenai bahaya menggunakan travel gelap juga sangat penting guna mengurangi angka kecelakaan dan memberikan rasa aman bagi para pemudik.