Pendaratan Darurat Pesawat Haji di Kualanamu Dipicu Laporan Palsu Ancaman Bom
Insiden pendaratan darurat pesawat Saudia Airlines yang membawa 376 jemaah haji dari Debarkasi Surabaya (SUB) di Bandara Internasional Kualanamu (KNO), Medan, pada Jumat (21/6/2024) lalu, dipastikan akibat laporan palsu atau hoaks tentang ancaman bom. Pesawat dengan nomor penerbangan SV 5688 tersebut, yang terbang dari Jeddah, Arab Saudi, menuju Surabaya melalui Muscat, Oman, terpaksa dialihkan setelah adanya informasi mencurigakan yang diterima oleh petugas Air Traffic Control (ATC) di Jakarta Area Control Center (ACC). Informasi tersebut diteruskan oleh petugas dari Kuala Lumpur.
Menindaklanjuti laporan tersebut, pilot pesawat mengambil keputusan cepat untuk mengamankan penerbangan dengan melakukan pendaratan darurat di Kualanamu sekitar pukul 09.27 WIB. Langkah ini diambil sebagai bagian dari prosedur standar untuk memastikan keselamatan seluruh penumpang dan awak pesawat. Setelah pesawat berhasil mendarat dengan selamat, tim gabungan yang terdiri dari Gegana Polri, tim penjinak bom dari Polda Sumatera Utara, personel TNI, dan petugas keamanan bandara segera melakukan penyisiran menyeluruh di dalam pesawat.
Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan:
- Pemeriksaan seluruh penumpang dan kru pesawat.
- Pemeriksaan kabin pesawat secara detail.
- Pemeriksaan bagasi penumpang.
- Penyisiran oleh tim Gegana dan penjinak bom.
Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah II Medan, Asri Santosa, menjelaskan bahwa pemeriksaan dilakukan secara intensif dan komprehensif. Namun, setelah beberapa jam melakukan penyisiran, tim tidak menemukan indikasi adanya bahan peledak atau benda mencurigakan lainnya di dalam pesawat. Hal ini kemudian dikonfirmasi oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Lukman F. Laisa, yang menyatakan bahwa ancaman bom tersebut tidak valid dan diklasifikasikan sebagai hoaks.
Bandara Kualanamu tetap beroperasi normal selama proses penanganan insiden ini. Area isolasi khusus digunakan untuk memastikan bahwa pemeriksaan tidak mengganggu jadwal penerbangan lainnya. Sementara itu, para jemaah haji yang terdampak dijadwalkan untuk melanjutkan perjalanan mereka ke Surabaya pada Sabtu (22/6) pukul 03.30 WIB menggunakan pesawat yang sama. Lukman F. Laisa menambahkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Otoritas Penerbangan Sipil Saudi (GACA) untuk meningkatkan keamanan penerbangan antara kedua negara.
Insiden serupa pernah terjadi beberapa hari sebelumnya pada penerbangan Saudia rute Jeddah-Jakarta. Kedua insiden ini ditangani sesuai dengan protokol darurat keamanan penerbangan yang berlaku. Semua tindakan yang diambil mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 140 Tahun 2015 serta pedoman teknis terbaru terkait penanganan ancaman keamanan penerbangan.