Dua Jemaah Haji Bangkalan Wafat dalam Penerbangan: Hipertensi dan Syok Guncang Kloter Surabaya
Duka menyelimuti Debarkasi Surabaya setelah dua jemaah haji asal Bangkalan, Madura, dilaporkan meninggal dunia dalam penerbangan. Peristiwa tragis ini terjadi di kloter 29 dan diduga kuat akibat komplikasi hipertensi serta dampak psikologis yang mendalam.
Plh Sekretaris PPIH Debarkasi Surabaya, Sugiyo, mengungkapkan keterkejutannya atas kejadian ini. Kedua jemaah yang wafat adalah Mukatin Wakimin (68 tahun) dan Salimah Deman (88 tahun), keduanya berasal dari Kecamatan Burneh. Mukatin diduga kuat meninggal dunia akibat serangan hipertensi yang mendadak. Sementara itu, Salimah, yang duduk berdekatan dengan Mukatin, mengalami syok berat setelah menyaksikan rekannya tersebut menghembuskan napas terakhir. "Kita juga kaget, ternyata di kloter 29 itu ada 2 jemaah haji Bangkalan yang meninggal dunia," ujar Sugiyo.
Menurut laporan yang diterima PPIH Debarkasi Surabaya, Mukatin mengalami penurunan kesadaran drastis di dalam pesawat akibat hipertensi yang dideritanya. Kondisi ini kemudian memicu kepanikan di antara jemaah lain, termasuk Salimah yang duduk di dekatnya. Syok yang dialami Salimah diduga memperburuk kondisinya hingga akhirnya ia juga menghembuskan napas terakhir.
Setelah pesawat mendarat di Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, jenazah kedua jemaah segera dilarikan ke Rumah Sakit Haji Sukolilo, Surabaya. Setelah melalui proses pemeriksaan dan administrasi, jenazah keduanya kemudian dipulangkan ke Bangkalan untuk dimakamkan. Informasi terakhir menyebutkan bahwa proses pemakaman telah dilaksanakan pada siang hari.
Adnan, putra dari Salimah, menuturkan bahwa kondisi ibunya sebenarnya cukup sehat sebelum kejadian. Ia bahkan sempat membantu ibunya ke toilet untuk mengganti popok. Namun, sesaat setelah kembali ke tempat duduknya, Salimah mulai mengeluh pusing. "Saya bilang ke Umi, kalau pusing jangan ganti di sini, lebih baik di luar toilet. Lalu saya masuk menggantikan popok Umi," ucap Adnan.Tak lama setelah itu, Mukatin yang duduk tak jauh dari mereka tiba-tiba pingsan. Upaya medis sempat dilakukan, namun nyawa Mukatin tak tertolong. Adnan kemudian mendapati ibunya sudah bersandar lemas di kursi dan tidak merespons panggilannya.
Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya pemeriksaan kesehatan yang komprehensif bagi calon jemaah haji, terutama mereka yang memiliki riwayat penyakit kronis. Selain itu, pendampingan psikologis juga diperlukan untuk membantu jemaah mengatasi potensi stres dan kecemasan selama perjalanan ibadah haji.
Berikut kronologis kejadian yang berhasil dihimpun:
- Mukatin Wakimin (68 tahun) meninggal dunia akibat hipertensi di dalam pesawat.
- Salimah Deman (88 tahun) mengalami syok setelah melihat Mukatin meninggal dan kemudian juga wafat.
- Kedua jemaah berasal dari Kecamatan Burneh, Bangkalan.
- Jenazah dibawa ke Rumah Sakit Haji Sukolilo sebelum dipulangkan ke Bangkalan untuk dimakamkan.
Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak terkait penyelenggaraan ibadah haji. Diharapkan, kejadian serupa tidak terulang kembali di masa mendatang.