Eskalasi Konflik: AS Siagakan Tiga Kapal Induk di Dekat Timur Tengah
Ketegangan di Timur Tengah kian meningkat seiring dengan penambahan kekuatan militer Amerika Serikat (AS) di kawasan tersebut. Pekan depan, AS berencana mengirimkan satu lagi kapal induk, USS Gerald Ford, ke wilayah Eropa yang berdekatan dengan Timur Tengah. Langkah ini semakin memperkuat kehadiran militer AS, menyusul dua kapal induk lainnya, USS Carl Vinson dan USS Nimitz, yang telah lebih dulu ditempatkan di area tersebut.
Keputusan ini diambil di tengah meningkatnya kekhawatiran akan potensi konflik yang lebih luas antara Iran dan Israel. Beberapa waktu lalu, Israel melancarkan serangkaian serangan terhadap target-target di Iran. Presiden AS, Donald Trump, menyatakan bahwa ia sedang mempertimbangkan opsi untuk terlibat dalam aksi militer yang dipimpin oleh Israel.
Seorang pejabat Angkatan Laut AS, yang berbicara secara anonim, mengungkapkan bahwa USS Gerald Ford akan bertolak dari Norfolk, Virginia, pada 24 Juni mendatang. Penempatan ini merupakan bagian dari rotasi rutin yang dijadwalkan ke wilayah tanggung jawab Komando Eropa AS.
USS Carl Vinson sendiri telah beroperasi di Timur Tengah sejak awal tahun ini, terlibat dalam operasi serangan udara terhadap kelompok Houthi di Yaman, yang didukung oleh Iran. Sementara itu, USS Nimitz dikerahkan atas perintah Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, dengan tujuan untuk memperkuat postur pertahanan AS dan melindungi personel Amerika di wilayah tersebut.
Trump sebelumnya menyatakan bahwa ia akan mengambil keputusan dalam dua pekan ke depan mengenai kemungkinan keterlibatan AS dalam serangan Israel terhadap Iran. Ia mengklaim bahwa masih ada peluang untuk negosiasi yang dapat mengakhiri konflik tersebut.
Namun, pernyataan ini muncul setelah beberapa hari di mana Trump secara terbuka mempertimbangkan opsi serangan terhadap Iran, bahkan menyebut pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, sebagai "target yang mudah".
Trump juga telah berupaya untuk mencapai kesepakatan baru dengan Iran, menggantikan perjanjian nuklir yang ditinggalkan AS pada tahun 2018. Namun, sejak saat itu, ia memberikan dukungan kepada serangan Israel terhadap fasilitas nuklir dan tokoh militer Iran, sembari mempertimbangkan opsi untuk terlibat langsung.
Salah satu pertimbangan utama bagi AS adalah kemampuannya untuk menghancurkan fasilitas pengayaan nuklir Iran yang penting, Fordo, yang terletak jauh di bawah tanah. AS adalah satu-satunya negara yang memiliki bom "penghancur bunker" yang cukup kuat untuk menembus pertahanan tersebut.
Di sisi lain, sejumlah tokoh penting dalam gerakan "Make America Great Again" secara terbuka menentang serangan AS terhadap Iran. Janji Trump untuk menarik AS keluar dari "perang abadi" di Timur Tengah juga memainkan peran penting dalam kemenangan pemilu tahun 2016 dan 2024 lalu.