Bentrok Antar Warga di Tebet: Satu Orang Terluka, Polisi Turun Tangan
Bentrokan Warga Gegerkan Jalan Dr. Saharjo, Tebet
Jalan Dr. Saharjo, Tebet, Jakarta Selatan, sempat mencekam akibat bentrokan antar warga yang terjadi pada Jumat (20/6/2025) sore. Dua kelompok warga dari Gang Manggis RW 007 dan Gang Sawo RW 009 terlibat perkelahian yang menyebabkan satu orang terluka dan arus lalu lintas tersendat.
Menurut keterangan dari kepolisian, insiden ini bermula ketika sekelompok warga Gang Manggis melakukan provokasi dengan membawa senjata tajam dan menyalakan petasan ke arah Gang Sawo. Aksi tersebut memicu kemarahan warga Gang Sawo yang kemudian membalas serangan dengan lemparan batu dan petasan. Bentrokan pun tak terhindarkan, dengan kedua belah pihak saling serang menggunakan senjata tajam.
Kapolsek Tebet Kompol Iwan Gunawan menjelaskan bahwa petugas kepolisian yang sedang berjaga di sekitar lokasi segera bertindak untuk membubarkan massa. Meski demikian, seorang pria berinisial A (30), warga Manggarai Selatan, mengalami luka terbuka di bagian dagu dan kepala akibat terkena senjata tajam. Korban segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
Dampak dan Penyelidikan Lebih Lanjut
Akibat bentrokan ini, arus lalu lintas di Jalan Dr. Saharjo sempat mengalami kemacetan selama sekitar 15 menit. Kendaraan terpaksa melambat atau berhenti karena kondisi yang tidak kondusif. Namun, berkat kesigapan petugas kepolisian, situasi berhasil dikendalikan sekitar pukul 16.30 WIB dan arus lalu lintas kembali normal.
Saat ini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengidentifikasi dan menangkap para pelaku yang terlibat dalam bentrokan tersebut. Polisi juga akan meningkatkan patroli di wilayah Tebet untuk mencegah terjadinya kejadian serupa di masa mendatang.
Pandangan Kriminolog Terhadap Fenomena Tawuran
Tawuran antar kelompok warga, seperti yang terjadi di Tebet, bukan merupakan fenomena baru di Jakarta. Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Josias Simon berpendapat bahwa tawuran merupakan kasus berpola yang seringkali dibiarkan atau tidak dikontrol dengan baik. Menurutnya, media sosial juga turut berperan dalam memicu terjadinya tawuran, karena digunakan sebagai sarana komunikasi dan koordinasi antar kelompok yang bertikai.
Josias juga menekankan bahwa tidak semua pelaku tawuran dapat dikategorikan sebagai kenakalan remaja. Ada sebagian yang hanya ikut-ikutan dan masih bisa dibina. Namun, bagi mereka yang sudah terlibat dalam kegiatan kriminal, melakukan penganiayaan, atau berulang kali melakukan pelanggaran hukum, maka penegakan hukum harus dilakukan secara tegas.