Korban Kekerasan Ayah, Bocah di Jakarta Selatan Kembali Jalani Operasi Akibat Luka Serius

Kondisi kesehatan seorang bocah laki-laki berusia 7 tahun, dengan inisial MK, yang menjadi korban kekerasan oleh ayah kandungnya, terus menjadi perhatian serius. MK kembali menjalani tindakan medis di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, pada hari Kamis (19/6). Kali ini, fokus operasi adalah pada bagian rahangnya yang mengalami kerusakan parah akibat penganiayaan.

Menurut Brigjen Nurul Azizah, Direktur Tindak Pidana Perlindungan Perempuan dan Anak dan Pemberantasan Perdagangan Orang (PPA-PPO) Bareskrim Polri, operasi tersebut dilakukan untuk memperbaiki kerusakan signifikan pada dagu MK. "Syaraf giginya sampai kelihatan," ungkap Brigjen Nurul, menggambarkan betapa seriusnya luka yang diderita korban. Sebelumnya, MK juga telah menjalani operasi untuk menangani luka di bagian tangan. Pihak medis juga berencana untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap kondisi jantungnya.

Saat ini, kondisi MK dilaporkan mulai stabil, meskipun ia belum dapat berkomunikasi dengan lancar. Pihak kepolisian dan tim medis memprioritaskan pemulihan kondisinya secara menyeluruh sebelum melakukan pendampingan psikologis yang lebih intensif. "Kita pulihkan dulu lah supaya dia kondisinya normal, bener-bener settle. Nanti ya harus pendampingan," jelas Brigjen Nurul.

Selama masa perawatan intensif ini, MK mendapatkan pendampingan dari berbagai pihak, termasuk Direktorat PPA-PPO Bareskrim Polri, Dinas Sosial, dan Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTDPPA). Brigjen Nurul secara pribadi juga aktif memantau perkembangan kondisi MK, menunjukkan perhatian yang besar terhadap kesejahteraan korban.

Polri memastikan bahwa proses hukum terhadap pelaku penganiayaan akan tetap berjalan. Namun, saat ini fokus utama adalah pada pemulihan kondisi fisik dan psikologis MK. Pihak kepolisian telah melakukan gelar perkara untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam penanganan kasus ini, sambil terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait.

Kasus ini bermula ketika MK ditemukan oleh warga dalam kondisi terlantar. Awalnya, warga mengira MK hanya menumpang tidur. Namun, kecurigaan muncul ketika petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kebayoran Lama menemukan anak tersebut dengan sejumlah luka di tubuhnya. Luka-luka tersebut mengindikasikan adanya tindakan kekerasan yang dialami MK.

Saat ditemukan, MK mengalami luka parah, termasuk patah tulang dan bekas luka bakar di wajahnya. Ia mengaku telah disiksa oleh ayahnya. Sayangnya, ayah korban belum berhasil ditemukan oleh pihak berwajib.