Nyeri Lutut Mengintai: Dokter Ungkap Faktor Pemicu Pengapuran Sendi

Nyeri lutut menjadi keluhan umum yang seringkali diabaikan. Padahal, rasa sakit pada sendi lutut dapat menjadi pertanda awal pengapuran, kondisi yang dapat membatasi aktivitas sehari-hari.

Dr. Ludwig Andribrert P Pontoh, Sp.OT, Subsp.PL, seorang spesialis ortopedi dari RS Fatmawati, menjelaskan bahwa pengapuran sendi lutut, atau osteoarthritis, bukanlah semata-mata masalah usia. Meskipun penuaan alami memang berperan dalam penurunan kualitas tulang rawan, faktor lain seperti cedera, kelebihan berat badan, kelainan bentuk kaki, dan gaya hidup yang kurang tepat dapat mempercepat proses degenerasi sendi.

"Pengapuran lutut memang terkait usia, namun faktor-faktor lain bisa membuatnya terjadi lebih cepat," ujar dr. Ludwig dalam sebuah diskusi daring yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan RI.

Faktor Pemicu Pengapuran Sendi Lutut

Berikut adalah beberapa faktor utama yang dapat memicu pengapuran sendi lutut:

  • Proses Penuaan Alami: Seiring bertambahnya usia, tulang rawan yang berfungsi sebagai bantalan antar tulang menipis dan kehilangan elastisitasnya. Hal ini menyebabkan gesekan antar tulang saat bergerak, memicu nyeri dan peradangan.
  • Cedera Lutut: Cedera pada lutut, baik akibat kecelakaan, olahraga, atau aktivitas fisik lainnya, dapat merusak struktur sendi dan mempercepat proses pengapuran. Cedera yang tidak ditangani dengan baik dapat meninggalkan kerusakan permanen pada tulang rawan.
  • Kelebihan Berat Badan: Berat badan berlebih memberikan tekanan ekstra pada sendi lutut. Tekanan ini mempercepat kerusakan tulang rawan dan memicu pengapuran. Dr. Ludwig menekankan bahwa kelebihan berat badan merupakan salah satu faktor risiko terkuat untuk pengapuran lutut.
  • Bentuk Kaki Tidak Ideal: Bentuk kaki yang tidak normal, seperti kaki berbentuk O atau X, dapat menyebabkan distribusi beban yang tidak merata pada sendi lutut. Hal ini menyebabkan kerusakan lebih cepat pada satu sisi lutut.
  • Gaya Hidup: Aktivitas fisik yang berlebihan, penggunaan sepatu hak tinggi secara terus-menerus, dan olahraga dengan dampak tinggi (high-impact), seperti lari atau lompat, dapat mempercepat keausan sendi.

Mengenali Gejala Pengapuran Sendi Lutut

Gejala pengapuran sendi lutut berkembang secara bertahap. Pada awalnya, mungkin hanya terasa nyeri ringan setelah beraktivitas. Namun, seiring waktu, nyeri dapat menjadi lebih sering dan lebih intens, bahkan saat istirahat. Gejala lain yang mungkin timbul meliputi:

  • Nyeri lutut tanpa sebab yang jelas
  • Bunyi gemeretak atau "kretek-kretek" saat lutut digerakkan
  • Kekakuan pada lutut setelah duduk atau beristirahat dalam waktu lama
  • Kesulitan menekuk lutut, jongkok, atau naik tangga
  • Pembengkakan di sekitar lutut

Penanganan Pengapuran Sendi Lutut

Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, segera konsultasikan dengan dokter ortopedi. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin memerlukan pemeriksaan penunjang seperti rontgen atau MRI untuk menegakkan diagnosis dan menentukan tingkat keparahan pengapuran.

Penanganan pengapuran sendi lutut bertujuan untuk mengurangi nyeri, meningkatkan fungsi sendi, dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Pada tahap awal, penanganan dapat meliputi:

  • Modifikasi Gaya Hidup: Mengurangi aktivitas yang membebani lutut, menurunkan berat badan jika berlebih, dan menggunakan alas kaki yang nyaman dan mendukung.
  • Fisioterapi: Latihan untuk memperkuat otot-otot di sekitar lutut dan meningkatkan fleksibilitas.
  • Obat-obatan: Pereda nyeri seperti paracetamol atau ibuprofen dapat membantu mengurangi nyeri. Dokter juga dapat meresepkan obat-obatan lain untuk mengurangi peradangan.

Pada kasus yang lebih parah, mungkin diperlukan tindakan operasi, seperti penggantian sendi lutut. Namun, operasi biasanya menjadi pilihan terakhir jika penanganan konservatif tidak efektif.

Meskipun pengapuran lutut tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, penanganan yang tepat dapat membantu mengendalikan gejala dan mempertahankan kualitas hidup. Deteksi dini dan perubahan gaya hidup merupakan kunci untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dan menunda kebutuhan akan operasi.