Dorongan Investasi Danantara untuk Pacu Pertumbuhan Industri Dirgantara Nasional
Dorongan Investasi Danantara untuk Pacu Pertumbuhan Industri Dirgantara Nasional
Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin), Faisol Riza, menyampaikan optimismenya terhadap potensi pengembangan industri dirgantara nasional, seiring dengan upaya pemerintah dalam mendorong industrialisasi di berbagai sektor. Presiden Joko Widodo, menurut Wamenperin, telah menunjukkan komitmen yang kuat terhadap sektor ini, mengingat tingginya kebutuhan pesawat di Indonesia yang diproyeksikan terus meningkat. Hal ini menjadi landasan harapan agar Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara dapat memberikan kontribusi signifikan dalam memajukan industri dirgantara, khususnya PT Dirgantara Indonesia (PTDI).
Wamenperin Riza mengungkapkan keyakinannya bahwa likuiditas yang besar dimiliki Danantara dapat menjadi katalis percepatan pertumbuhan PTDI. Dengan dukungan investasi dari Danantara, PTDI diharapkan mampu berkembang pesat tanpa terlalu bergantung pada investasi asing. Pernyataan ini disampaikan Riza pada acara Penandatanganan Framework Agreement antara PTDI dan PT YPTI di Kantor Kemenperin, Rabu (12/3/2025). "Insyaallah, dengan aset dan likuiditas Danantara yang besar, PTDI dapat berkembang lebih pesat," ujarnya.
Namun, upaya peningkatan jumlah armada pesawat di Indonesia menghadapi tantangan yang kompleks. Data menunjukkan backlog pesawat dunia mencapai rekor tertinggi pada tahun lalu, yakni 15.700 unit. Keterbatasan kapasitas produksi dari produsen pesawat terkemuka seperti Boeing dan Airbus juga menjadi kendala. Kondisi ini berdampak langsung pada rencana ekspansi armada maskapai nasional, seperti Garuda Indonesia, yang berencana menambah jumlah pesawatnya dalam beberapa tahun mendatang.
Wamenperin Riza mengakui kendala tersebut, namun tetap optimistis. Ia berharap Danantara dapat memfasilitasi kerjasama antara Garuda Indonesia dengan Boeing dan Airbus. "Garuda Indonesia berencana membeli pesawat dalam jumlah yang cukup besar, dan diharapkan Danantara dapat mendorong Boeing dan Airbus untuk memenuhi kebutuhan tersebut," jelas Riza. Kendati demikian, ia menyadari bahwa keterbatasan produksi dan komitmen pesanan yang telah ada pada Boeing dan Airbus merupakan tantangan yang perlu diatasi.
Selain keterbatasan pasokan pesawat, pengembangan industri dirgantara di Indonesia juga memerlukan perbaikan infrastruktur pendukung. Wamenperin mencontohkan perlunya peningkatan kualitas bandara di beberapa daerah agar mampu didarati oleh pesawat berbadan besar. "Beberapa bandara belum mampu menampung pesawat berbadan besar. Ini menjadi tantangan tersendiri jika kita ingin menjangkau daerah-daerah terpencil," pungkas Riza. Peningkatan infrastruktur bandara ini menjadi bagian penting dari strategi pemerintah untuk memastikan pemerataan aksesibilitas transportasi udara di seluruh wilayah Indonesia.
Kesimpulannya, pengembangan industri dirgantara nasional membutuhkan sinergi yang kuat antara pemerintah, badan investasi, produsen pesawat, dan maskapai penerbangan. Dukungan investasi dari Danantara diharapkan mampu mendorong pertumbuhan PTDI dan memenuhi kebutuhan armada pesawat di Indonesia, mengatasi hambatan yang ada, dan membuka peluang ekspansi ke daerah-daerah yang belum terjangkau.