Antisipasi Konflik Iran-Israel, Pemerintah Imbau WNI Tunda Kunjungan ke Timur Tengah
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu), mengeluarkan imbauan penting bagi Warga Negara Indonesia (WNI) terkait situasi terkini di Timur Tengah. Menyusul meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel, Kemlu mengimbau WNI untuk menunda perjalanan ke beberapa negara di kawasan tersebut.
Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha, dalam keterangan pers virtual menyampaikan, "Dengan mempertimbangkan situasi keamanan yang berkembang, kami menyarankan WNI yang berencana melakukan perjalanan ke Iran, Israel, Suriah, Lebanon, dan Yaman untuk menunda rencana tersebut." Status siaga telah ditetapkan oleh perwakilan RI di negara-negara tersebut sebagai langkah antisipasi.
Selain imbauan penundaan perjalanan, Kemlu juga mengingatkan WNI yang memiliki jadwal penerbangan melintasi wilayah udara Timur Tengah untuk secara proaktif memeriksa status penerbangan mereka dengan maskapai terkait. Langkah ini diambil untuk mengantisipasi potensi gangguan penerbangan akibat penutupan atau perubahan rute penerbangan yang mungkin terjadi sebagai dampak dari konflik.
Lebih lanjut, Kemlu mengungkapkan tengah mempersiapkan rencana evakuasi bagi 386 WNI yang saat ini berada di Iran. Meskipun status saat ini masih Siaga II, Kemlu terus memantau perkembangan situasi dan mengimbau WNI untuk selalu meningkatkan kewaspadaan. "Kami terus memantau situasi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait. Jika eskalasi meningkat dan status dinaikkan menjadi Siaga I, proses evakuasi akan segera dilaksanakan," tegas Judha.
Persiapan evakuasi ini melibatkan koordinasi lintas kementerian dan lembaga untuk memastikan kelancaran proses pemulangan WNI ke tanah air. Kemlu kembali mengimbau seluruh WNI di Iran dan Israel untuk meningkatkan kewaspadaan, memantau informasi resmi dari pemerintah dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) setempat. Imbauan ini sejalan dengan meningkatnya kekhawatiran internasional terkait potensi eskalasi konflik Iran-Israel. Ketegangan tersebut dipicu oleh serangkaian serangan yang menyasar fasilitas di kedua negara.