Tragedi Tambang Kembali Hantui Cirebon: Longsor di Argasunya Timpa Pekerja dan Truk
Kota Cirebon kembali dilanda musibah. Setelah tragedi Gunung Kuda yang menelan banyak korban jiwa, sebuah tambang pasir di Blok Cibogo, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, mengalami longsor pada Rabu (18/6/2025) pagi. Insiden ini menimbun dua pekerja tambang dan satu unit dump truk.
Longsor yang terjadi di area penambangan pasir ini sontak membuat panik warga sekitar. Mereka berbondong-bondong mendatangi lokasi kejadian untuk mencari informasi mengenai nasib kerabat dan keluarga yang bekerja di tambang tersebut. Kondisi di lokasi menunjukkan betapa dahsyatnya longsor yang terjadi. Material longsoran berasal dari tebing setinggi lebih dari 10 meter dengan panjang sekitar enam meter. Tebing tersebut tampak masih basah saat kejadian, mengindikasikan potensi kerawanan yang tinggi.
Informasi yang dihimpun di lapangan menyebutkan bahwa saat kejadian berlangsung, terdapat lima pekerja tambang pasir di lokasi. Tiga di antaranya berhasil menyelamatkan diri dari maut, sementara dua lainnya malang tertimbun material longsor. Satu unit dump truk yang digunakan untuk mengangkut pasir juga menjadi korban keganasan longsor. Hanya bagian atap dan pintu truk yang terlihat dari permukaan, dengan kondisi yang rusak parah.
Wali Kota Cirebon bersama jajaran Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah) yang terdiri dari Kapolres, Dandim, dan Ketua DPRD, segera merespon kejadian ini dengan mendatangi lokasi longsor. Rapat koordinasi pun digelar untuk membahas langkah-langkah penanganan darurat. Petugas kepolisian juga telah memasang garis polisi di sekitar area longsor untuk mencegah warga dan keluarga korban mendekat, mengingat kondisi tanah yang masih labil dan berpotensi longsor susulan.
"Kami koordinasi dulu ya Mas, nanti disampaikan langkah penanganan," ujar Kapolres Cirebon Kota, AKBP Eko Iskandar, saat ditemui di lokasi kejadian. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa pihak kepolisian masih melakukan pendalaman dan evaluasi terhadap situasi di lapangan sebelum mengambil tindakan lebih lanjut. Petugas di lapangan juga mengimbau warga untuk menjauhi lokasi longsor demi keselamatan, mengingat kondisi tebing yang masih basah dan rawan longsor susulan. Upaya evakuasi terhadap para korban yang tertimbun terus diupayakan. Tim gabungan tengah berupaya mendatangkan alat berat ke lokasi kejadian untuk mempercepat proses pencarian dan penyelamatan.
Tragedi ini menambah daftar panjang musibah di area pertambangan Cirebon. Sebelumnya, longsor juga sempat terjadi di area tambang galian C Gunung Kuda pada 2 Juni 2025, yang mengakibatkan 21 orang meninggal dunia. Rentetan kejadian ini memunculkan pertanyaan besar mengenai standar keselamatan kerja di area pertambangan dan pengawasan yang dilakukan oleh pihak terkait.