Umeboshi: Rahasia Acar Plum Jepang yang Kaya Manfaat dan Sejarah
Di balik rasa asamnya yang menyegarkan, umeboshi menyimpan sejarah panjang dan manfaat kesehatan yang signifikan. Acar plum khas Jepang ini bukan sekadar pelengkap hidangan, melainkan bagian dari budaya dan tradisi yang telah diwariskan selama berabad-abad.
Umeboshi, yang secara harfiah berarti 'plum kering,' dibuat dari buah ume, sejenis aprikot Prunus mume yang berasal dari Tiongkok. Buah ini kini banyak dibudidayakan di Jepang, terutama di Prefektur Wakayama, yang menyumbang sekitar 60% produksi plum di seluruh Jepang. Kota Minabe dan Tanabe di Wakayama bahkan menjadi pusat penghasil umeboshi, menghasilkan sekitar 80% dari total produksi prefektur tersebut.
Proses pembuatan umeboshi melibatkan pengasinan buah ume segar dengan garam laut, diikuti dengan perendaman dalam sari buahnya sendiri. Kemudian, buah dijemur hingga kering dan berkeriput, menghasilkan tekstur khas umeboshi. Warna umeboshi bisa bervariasi, dari kuning hingga merah muda, tergantung pada penambahan daun shiso merah selama proses pengasinan.
Dahulu, umeboshi disiapkan pada musim panas sebagai persediaan makanan darurat. Kini, umeboshi dinikmati dalam berbagai cara:
- Onigiri: Sebagai isian nasi kepal, baik utuh maupun dihaluskan.
- Hinomaru bento: Diletakkan di tengah nasi putih, menyerupai bendera Jepang.
- Tempura: Direndam dalam air untuk mengurangi garam, lalu digoreng dengan tepung tempura.
- Minuman: Ditambahkan ke dalam teh hijau atau shochu.
- Saus salad: Umezu, cairan hasil proses umeboshi, digunakan sebagai cuka.
- Marinasi: Pasta umeboshi digunakan untuk marinasi daging dan tempe.
Selain rasanya yang unik, umeboshi juga kaya akan nutrisi. Kandungan asam sitratnya bahkan bisa 2-3 kali lebih tinggi dari lemon. Asam sitrat ini bermanfaat untuk meningkatkan nafsu makan, melancarkan sirkulasi darah, meningkatkan kekebalan tubuh, mencegah flu, dan melawan bakteri pylori. Umeboshi juga mengandung asam benzoat yang berfungsi sebagai pengawet alami, serta polifenol yang dapat mengurangi risiko diabetes, menurunkan tekanan darah, dan mencegah pengerasan pembuluh darah. Menariknya, saat dipanaskan, umeboshi menghasilkan vanilin yang dapat membantu mengontrol berat badan.
Namun, perlu diingat bahwa umeboshi mengandung natrium yang tinggi, sehingga sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah sedang.
Sejarah budidaya ume di Wakayama berawal dari zaman Edo, ketika petani memanfaatkan lahan tandus untuk menanam plum liar atas saran Naotsugu Ando. Iklim dan kondisi geografis Wakayama yang ideal memungkinkan produksi ume berkembang pesat. Setelah periode Meiji, permintaan umeboshi meningkat sebagai bekal militer dan obat penyakit menular. Pada tahun 1965, varietas plum unggulan nanko-ume resmi didaftarkan. Setiap tahun, pada akhir Januari hingga Februari, kebun-kebun di Wakayama dipenuhi dengan keindahan bunga plum yang bermekaran.